Lihat ke Halaman Asli

Smart Phone, Akankah Membuat Kita Lebih Smart?

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14211092141345274156

Kajian yang dibahas para penulis, blogger, pemilik website mengenai keresahan mereka terhadap kebiasaan masyarakat digital sebenarnya sudah banyak. Belakangan ini saya merasakan hal yang sama dengan apa yang mereka resahkan. Ketika saya sedang berkumpul dengan beberapa orang teman, rasanya benar "mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat" itu benar terjadi. Percakapan tetap berlanjut tapi semua fokus pada gadget yang dipegang masing-masing.

[caption id="attachment_390414" align="aligncenter" width="504" caption="Masyarakat Digital Fokus pada Gadget Masing-Masing (diambil dari catatan facebook Simbah Kakung)"][/caption]

Hal yang cukup menghawatirkan adalah kebiasaan ini juga terjangkit pada masyarakat usia anak-anak. Game  baru yang ditawarkan melalui gadget mereka seolah tidak pernah berhenti, hingga waktu berhari-hari mereka digunakan hanya untuk memainkan game. Seorang ahli otak dan syaraf dari Universitas Oxford (Inggris) menyatakan bahwa teknologi menghubungkan kembali jaringan otak, khususnya pada anak-anak muda yang tumbuh dewasa tanpa mengetahui apa-apa. Sementara itu, Doktor Arko Ghosh, pakar penyakit sarap dari Universitas Zurich, Swiss mengatakan penggunaan jari jemari yang tidak pada biasanya terhadap smart phone merubah susunan sensorik pada otak kita.

Sungguh, hal tersebut merupakan ketakutan yang luar biasa. Masyarakat dijejali apa yang mereka suka namun tidak memberikan apapun dari apa yang mereka suka. Kebutuhan masyarakat terhadap informasi didapatkan melalui gadget yang beritanya tidak berhenti setiap detiknya, selalu saja ada informasi yang baru. Menurut sebuah buku "Internet mendangkalkan otak" kejadian ini akan berdampak pada pendangkalan otak bagi pemilik kebiasaan itu.

Mengenai fenomena era digital ini juga pernah diprediksikan oleh Albert Einstein, bahwa perkembangan teknologi menimbulkan ketakutan padanya, akan melahirkan generasi Idiot.

14211100751257182621

Idiot diam tanpa kreativitas. Beberapa orang beranggapan era digital ini termasuk bentuk  penjajahan. Jika dizaman penjajahan, rakyat dijajah dengan penyiksaan sehingga mereka tidak berdaya. Namun di zaman modern, masyarakat modern tidak berdaya karena ketidakbijaksanaannya sendiri. Sehingga matilah daya kembang, kreativitas, dan produktivitas diri.

Sungguh besar dampak penggunaan Smart Phone jika kita tidak bijak memanfaatkannya. guru sofis Yunani Prodikos menyampaikan, "Pandai atau tidaknya orang memakai suatu barang bergantung kepada derajat moralnya sendiri". semoga sekelumit catatan ini menyadarkan kita untuk mampu memanfaatkan gadget dengan baik, mampu menambah kreativitas, produktivitas, dan pengetahuan kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline