Lihat ke Halaman Asli

“Serine Itu”

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ditengah hari yang sedikit mendung dan diiringi gerimis yang perlahan membasahi jalan raya, tersentak mataku menatap keluar jalanan yang bising dan disibukkan dengan berbagaimacam aktifitas kendaraan bermotor yang entah kapan akan berhenti dan mengistirahatkan diri. Sementara itu dari kejauahan terdengar suara serine yang membuat semua mata yang ada di pinggir jalan menatap kearah sumber kedatangan suara itu, akantetapi untuk kali ini suaranya berbeda dengan hari-hari sebelumnya, dimana suaranya agak santai dan lembut seolah menunjukkan keramahan, berbeda dengan serine-serine yang sering kita dengar dijalanan yang mengerang dengan kencang dan menggambarkan keterburu-buruan seperti tiada ramah tamah untuk pemakai jalan lainnya.

Akan tetapi kali ini kita tidak akan menceritakan bagaimana sebenarnya yang terjadi degan serine kedua yang datang dengan suara tergesa-gesa dan sebagi bocoran saja mobil yang kedua ini adalah mobil ambulan yang mengangkut orang sakit atau orang yang meninggal dunia, dan memang sifatnya begitu dan juga dilindungi oleh undang undang karena kendaraan ini sering mambawa suatu yang bersifat sangat urgent.

Tak lama kemudian muncul mobil bermoncong putih yang berselempang biru, wah ternyata mobil bapak polisi lalu lintas, dengan suara yang ramah seolah berkata “ndecrck langkung kulo sedanten pingin lewat”, karena dalam rangka memperbaiki citra kepolisian saat ini dimata masyarakat itulah pernyataan yang terlintas dihatiku sesaat. Akan tetapi sesaat kemudian berobah menjadi suantu hal yang agak aneh dan mengesalkan karena dibelakang mobil itu berderetan mobil plat merah, dan sepertinya mobil pemerintah yang digunakan. Mungkin ini ada urusan negra yang mendadak dan didalam mobil itu adalah para pejabat pemerintah yang lagi sibuk mengurusikeperluan raknyat atau setidaknya untuk masa depan raknyat, waduuuuuh....alangkah sedih dan keslanya hatiku ketika melihat ternyata selah satu diantara mobil yang berplat nomor merah itu ada yang dihiasi dengan bunga-bunga dan ternyata sepintas terlihat didalammnya seorang laki-laki dan permpuan dengan pakayan kebaya pengantin yang serba mewah.

Memang pengantin yang dibawa itu adalah raknyat juga akan tetapi saya kira penggunaan kendaraan pemerintah dan dengan diiringi oleh pengiring dari LPJR yaitu mobil polisi khusus pengiring rombongan, akan tetapi persoalannya adalah jika yang diiring itu adalah pengantin dengan urusan pribadinya kenapa harus memakai kendaraan pemerintah dengan plet merah tersebut? Saya kira pertanyaan itu harus dijawab oleh orang-orang yang menaiki mobil pada saat itu, akan tetapi apa daya saya tidak dapat bertanya. Kalaupun saya memberanikan diri untuk berlari ketengah jalan raya itu intuk kemudian memberhentikan mobil itu dengan tindakan yang nekat saya kira saya sudah menjadibahan berita pada waktu itu dengan juduk “kendaraan dinas pemerintah diberhentikan oleh orang tak dikenal atau mobil pengantar pegawai pemerintah diberhentikan oleh orang gila” seiring dengan itu saya juga akan menjadi orang terkenal dan mendapatkan gelar pemberanisetelah Mbah Marijan dan Crisjhon atau bahkan menjadi Briptu Norman yang lagi naek daun. Selanjutnya berbagai tawaran berdatangan keapa saya mulai dari imfotaiment sampai kepada acara yang bersifat ekstrim.

Akan tetapi saya tidakmau menempuh jalan yang gila itu untuk membangun bangsa ini. Mungkin akan lebih baik saya diam hari ini untuk mampir bicara dihari esok. Itulah yang lebih baik saya lakukan. Kenapa saya ngotot dengan persoalan ini, kerena saya sadar bahwa mereka para pejabat itu dibayar dengan uang raknyat untuk kepentingan raknyat bukan untuk kepentingan pribadi dan kendaraan ituharus digunakan untuk pentingan raknyat pula karena tidak satupun dari bagian mobil itu merupakan milik pribadi. Atau barangkali untuk acara pernikahan putri pejabat? Pertanyaannya adalah apakah kendaraan pemerintah itu dapat digunakan untuk kepentingan keluarga atau pribadi pejabat?

Pertanyaan itu harus segera dijawab sehingga para pemimpin negri ini mampu membedakan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan untuk membangun bangsa dan tujuannya untuk melayani kehendak raknyat yang beraneka ragam.

Sebenarnya kepentingan raknyat yang beraneka ragam itu tidaklah terlalu muluk-muluk yang penting sekali adalah bagaimana penyelenggara negara memberikan kebutuhan pangan bagi mereka, tetapi hal itu bukanlah berarti pemerintah harus memberi makan kepada raknyat akan tetapi pemerintah bertanggung jawab terhadap penyalur kebutuhan raknyat supaya raknyat bisa mendaptkan makanan tersebut, lalu bagaimanacaranya? Saya kira orang awampun tahu bagaimana caranya. Sebagaimana kita ketahui saat ini dari tahun ke tahun masyarakat mengerang dan mendambakkan pekerjaan supaya mereka dapat mencukupi kebutuhan sehari hari.

Jika kita kembali kepada persoalan awal yang terjadi dijalanan sebagaimana yang kita ceritakan diatas tadi maka puncak permasalahannya adalah ketika seorang wakil raknyat menggunakan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi dalam hal ini adalah melangsungkan acara pernikahan salah satu anggota keluarga dengan menggunakan mobil dinas sebagai pengiringnya. Kalau menggunakan jasa aparat keamanan sebagai pengiring hal ini bukanlah sebuah persoalan.

Seharusnya kita bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya, sekiranya hal ini merupakan properti kita sendiri saja kita dapat menata akan tetapi ketika kita diberikan kepercayaan untuk mengurus properti orang lain maka sering kita menyalah gunakan properti itu, mungkin ini adalah salah satu ciri orang-prang yang tidak amanah (tidak dapat dipercaya) dan orang yang tidak dapat dipercaya ini seharusnya tidak dipilih menjadi wakil raknyat. Dan kalau kedapatan seharusnya dihukum karena telah melalaikan amanah tersebut. Tapi bagaimana pula dapat dihukum? Sedang yang mengiringnya saja adalah aparat penegak hukum itu sendiri.

Terakhir moga saja apa yang saya saksikan itu bukanlah suatu hal yang buruk, saya berharap iringan itu adalah rombongan perwakilan daerah yang akan mengikuti lomba busana pengantin daerah,yang bertujuan untuk mengharumkan nama daerahnya dan memang dalam keadaan sangat mendesak sekali. amiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline