Lihat ke Halaman Asli

Pencerobohan Sulu di Sabah

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13621094881616823730

Kasus pencerobohan militan Sulu di Lahad Datu, Sabah terus berlanjutan, seperti tulisan pak Achmad http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/02/26/peringatan-benigno-aquino-kekuatan-hukum-penuh-untuk-sultan-jamalul-kiram-iii-537406.html. Lalu ada kompasioner bertanya ‘bersenjata lengkap kok bisa lolos, apakah ada beking dari dalam?’

Ya kita bisa membuat bermacam spekulasi. Kenyataannya sulit memang mengawasi perbatasan Sabah/Philippines. Cuman 30 menit pake perahu sudah sampai ke wilayah Tawi Tawi. Warganya Sabah@Malaysia pula banyak yg keturunan Sulu, pastinya mereka punya dukungan. Spekulasi lainnya, mungkin kasus ini punya hubungan dengan politik. Terjadinya kasus ini saat Malaysia menghampiri pemilu. Kenapa harus sekarang, padahal pertindihan Sabah sudah berjalan seawal 1962. Saat Mahathir menjadi PM dan Fidel Ramos president Philippines, mereka sudah bersetuju permasalahan Sabah tidak akan diungkit-ungkit lagi, apa yg penting adalah kerjasama ekonomi. Maka kenapa harus sekarang?

Kelmarin ada talkshow di tv, ada mantan jendral mengatakan kelompok itu menyalahi hukum imigrasi, masuk Malaysia tanpa ijin. Buat sayakasus ini lebih serius dari itu. Ini soal pencerobohan bersenjata. Soal penaklukan/invasion, walau pada skala yang kecil. Mereka menceroboh, menakluk lalu bertahan dalam satu daerah di bumi Malaysia. Kita harus sadar, Malaysia bergaris batas sama wilayah-wilayah bergolak, selatan Philippines dan selatan Thailand. Kelompok pemisah dengan persenjataan lengkap, pengeboman adalah makanan harian.Bagaimana waktu mendatangwilayah utara semenanjung pula diceroboh, menginvasi lalu menuntut yang bukan-bukan. Maka kita harus tegas. Hampir 3 minggu saya rasa pemerintah Malaysia sudah cukup berlembut dengan bermacam negosasi.Mengutip komentar Benigno Aquino ‘Don’t test Malaysia’s patience’

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline