Lihat ke Halaman Asli

Tundung Memolo

Tentor dan Penulis Buku, dll

Mengintegrasikan STEM dalam Kurikulum Merdeka, Bisa!

Diperbarui: 28 Januari 2025   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Integrasi pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) pada kurikulum merdeka adalah konsep pendidikan yang memiliki potensi besar dalam merevolusi sistem pembelajaran di Indonesia.

Keduanya saling melengkapi dalam menciptakan lingkungan belajar yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21, di mana kreativitas, pemecahan masalah, dan literasi teknologi menjadi hal yang sangat penting.

Kurikulum Merdeka merupakan upaya untuk memberikan kebebasan kepada siswa, guru, dan sekolah dalam mengelola pembelajaran. 

Filosofinya adalah memposisikan siswa sebagai pusat pembelajaran, memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi minat dan bakat sesuai potensi masing-masing. 

Dalam konteks ini, Kurikulum Merdeka memberikan ruang untuk pembelajaran yang lebih fleksibel dan berbasis proyek. Hal ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya menghafal informasi, tetapi juga memahami cara menerapkannya dalam situasi nyata. 

Pendekatan ini sangat relevan dengan STEM, yang juga menekankan pada pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan berbasis proyek (project-based learning).

STEM, di sisi lain, adalah pendekatan pendidikan yang dirancang untuk mengintegrasikan empat bidang utama—sains, teknologi, teknik, dan matematika—ke dalam satu kerangka pembelajaran yang kohesif. 

Pendekatan ini tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. 

Dalam era Revolusi Industri 4.0, di mana kecerdasan buatan, Internet of Things, dan otomatisasi menjadi bagian dari kehidupan, pendidikan berbasis STEM membantu mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan tersebut.

Jika diintegrasikan, Kurikulum Merdeka dan STEM dapat menciptakan pendidikan yang lebih holistik. Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada guru untuk merancang metode pengajaran yang kontekstual dan relevan, sementara STEM menyediakan kerangka pembelajaran yang fokus pada keterampilan abad ke-21. 

Sebagai contoh, proyek STEM dapat dirancang untuk menjawab tantangan lingkungan lokal, seperti pengelolaan sampah atau pengembangan energi terbarukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline