Lihat ke Halaman Asli

Tundung Memolo

Kepala Sekolah, CEO Litbang Indomatika, Tentor/Pembimbing Olimpiade Matematika, penulis, dll

Plus Minus PPDB Sistem Zonasi, Pilih Mana?

Diperbarui: 22 Januari 2025   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi salah satu kebijakan strategis pemerintah untuk mengatasi ketimpangan pendidikan di Indonesia. Dengan prinsip objektivitas, akuntabilitas, transparansi, dan nondiskriminasi, zonasi bertujuan memberikan akses pendidikan yang lebih merata. Meski demikian, kebijakan ini masih menyisakan sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dicermati.

Kelebihan Sistem Zonasi

  1. Akses Pendidikan yang Lebih Merata
    Sistem zonasi memastikan anak-anak mendapatkan hak pendidikan di sekolah terdekat tanpa harus bersaing ketat berdasarkan nilai akademik semata. Hal ini menghilangkan stigma bahwa hanya sekolah favorit yang layak menjadi tujuan utama, sekaligus mengurangi tekanan sosial pada orang tua dan siswa.

  2. Efisiensi Waktu dan Biaya
    Dengan kebijakan zonasi, siswa tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk ke sekolah. Selain hemat biaya transportasi, sistem ini juga mendukung keseimbangan antara waktu belajar dan istirahat siswa, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup mereka.

  3. Peningkatan Kompetensi Guru
    Zonasi memberikan peluang bagi guru untuk menghadapi siswa dengan kemampuan akademik yang lebih beragam. Tantangan ini mendorong guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran yang adaptif, sehingga memperkaya kompetensi pedagogis dan akademis mereka.

  4. Mengurangi Eksklusivitas Sekolah Favorit
    Sistem ini memecah konsentrasi siswa berprestasi yang selama ini terpusat di sekolah-sekolah unggulan. Dengan demikian, sekolah pinggiran memiliki kesempatan untuk berkembang dan menarik perhatian masyarakat.

Kekurangan Sistem Zonasi

  1. Ketimpangan Fasilitas Sekolah
    Salah satu kelemahan mendasar adalah perbedaan fasilitas antara sekolah favorit dan sekolah pinggiran. Sekolah favorit cenderung memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap, sementara banyak sekolah lain masih kekurangan laboratorium, perpustakaan, atau akses teknologi. Hal ini berpotensi menciptakan kesenjangan baru meskipun zonasi diterapkan.

  2. Paradigma Masyarakat yang Belum Berubah
    Banyak orang tua masih terjebak dalam pandangan bahwa sekolah favorit adalah satu-satunya pilihan terbaik. Akibatnya, mereka sering merasa kecewa jika anak mereka harus bersekolah di sekolah terdekat yang dianggap kurang berkualitas.

  3. Tantangan dalam Penanaman Budaya Sekolah Unggul
    Sekolah favorit sering dikenal dengan budaya disiplin, kejujuran, dan motivasi yang tinggi. Budaya ini sulit diadopsi secara instan oleh sekolah pinggiran tanpa dukungan yang berkelanjutan dari guru, siswa, dan masyarakat.

  4. Distribusi Sumber Daya Manusia yang Belum Optimal
    Meskipun kompetensi guru mulai merata, distribusi tenaga pendidik unggul belum sepenuhnya optimal. Beberapa sekolah pinggiran masih kekurangan guru dengan latar belakang pendidikan atau pengalaman yang relevan untuk mendukung peningkatan kualitas belajar-mengajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline