Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) melangkah maju dengan inisiatif dan inovasi melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Jeru, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Mulai dari tanggal 3 Juli hingga 31 Juli, mahasiswa PKM FEB UB terjun langsung untuk memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Jeru untuk meningkatkan literasi digital dan kapasitas ekonomi desa.
Tidak hanya merasakan tantangan nyata di lapangan, mahasiswa PKM FEB UB juga memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka asah selama masa perkuliahan untuk memberikan solusi konkret bagi masyarakat desa dengan membawa komitmen untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan, menjembatani kesenjangan antara pengetahuan akademis dan kebutuhan praktis di masyarakat.
Dengan serangkaian intervensi berbasis teknologi yang dibawa pada program kerjanya, mahasiswa PKM FEB UB telah berhasil mendorong adopsi teknologi digital dan meningkatkan kapasitas ekonomi desa melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam membantu meningkatkan literasi digital masyarakat, memperkuat sinergi antara UMKM dan BUMDES, serta membuka peluang baru dalam e-commerce.
Salah satu pencapaian utama mahasiswa PKM FEB UB adalah sosialisasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Desa Jeru. QRIS adalah sistem pembayaran berbasis kode QR yang diciptakan oleh Bank Indonesia untuk mempermudah transaksi digital dan mengurangi kebutuhan akan kontak fisik. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai cara pendaftaran, manfaat, dan keuntungan dari sistem pembayaran ini. Sebelum sosialisasi, hanya sekitar 20% masyarakat Desa Jeru yang memahami konsep transaksi digital. Namun, setelah sosialisasi, tingkat pemahaman meningkat secara drastis menjadi 80%.
Tak hanya itu, tiga pelaku usaha lokal di desa tersebut kini telah mengadopsi QRIS sebagai metode pembayaran mereka. Mereka melaporkan bahwa penggunaan QRIS telah mengurangi waktu transaksi dan meningkatkan rasa aman dalam bertransaksi. Namun, tantangan seperti keterbatasan akses internet dan ketidakbiasaan masyarakat dengan teknologi digital tetap ada. Oleh karena itu, diperlukan edukasi tambahan dan dukungan berkelanjutan untuk membantu masyarakat beradaptasi dengan teknologi baru ini.
Selain QRIS, mahasiswa PKM FEB UB juga memperkenalkan aplikasi SIAPIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan) kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Jeru. Aplikasi ini dirancang untuk membantu pelaku usaha mencatat transaksi keuangan secara digital, mendukung berbagai sektor usaha seperti perdagangan, pertanian, dan manufaktur, serta tersedia dalam versi mobile dan website.
SIAPIK merupakan aplikasi digital yang dirancang untuk mempermudah pencatatan keuangan, dan sebelumnya, tidak ada pelaku usaha di desa yang menggunakan aplikasi serupa. Melalui demonstrasi langsung, presentasi, dan penggunaan brosur sebagai alat bantu, mahasiswa berhasil memperkenalkan manfaat SIAPIK, dan tiga pelaku usaha kini telah mengadopsinya. Adopsi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pencatatan keuangan, tetapi juga memberikan dorongan bagi pertumbuhan usaha lokal.
Program PKM FEB UB juga melibatkan penguatan sinergi antara UMKM dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Desa Jeru. Melihat potensi yang belum tergarap dari UMKM di desa tersebut, mahasiswa menginisiasi program kerja untuk memperkuat kerjasama antara UMKM dan BUMDES Jeru Mandiri. Dengan sosialisasi tentang mekanisme kerjasama dan manfaat yang bisa diperoleh, mahasiswa berhasil membangun jaringan yang lebih kuat antara UMKM dan BUMDES. Program ini juga melibatkan pembentukan perangkat BUMDES yang melibatkan pelaku UMKM itu sendiri, sehingga BUMDES dapat lebih responsif terhadap kebutuhan anggota. Hasilnya, 80% pelaku UMKM yang mengikuti sosialisasi melaporkan pemahaman yang lebih baik tentang kerjasama ini, perangkat BUMDES yang aktif terbentuk, dan sinergi yang efektif antara BUMDES dan UMKM diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta memperluas pasar, memberikan kontribusi positif bagi ekonomi desa secara keseluruhan. Namun, untuk memastikan keberlanjutan sinergi ini, dukungan berkelanjutan dari pemerintah desa, pemerintah daerah, dan lembaga terkait diperlukan, bersama dengan pembinaan intensif dan penyediaan infrastruktur digital
Lebih jauh lagi, dalam upaya untuk memperluas jangkauan pasar UMKM, mahasiswa PKM FEB UB juga mengadakan sosialisasi sekaligus pelatihan e-commerce. Program ini bertujuan untuk membekali pelaku UMKM dengan keterampilan berjualan online melalui platform marketplace seperti Shopee. Sebelum pelatihan, hanya 20% UMKM di Desa Jeru yang aktif berjualan online. Setelah mengikuti pelatihan intensif, angka ini meningkat menjadi 60%. Program ini meliputi sosialisasi mendalam tentang e-commerce, pelatihan praktis pembuatan akun dan pengunggahan produk, serta pendampingan berkelanjutan. Keberhasilan program ini memungkinkan UMKM untuk meningkatkan penjualan, memperluas jaringan konsumen, dan memperbaiki kualitas produk mereka, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi desa.