Seperti judul filim antara Harta, Kepuasan(Cinta), dan Kehidupan ( Lifestyle)
"Aduh kak, sorry aku ketiduran. Aduh...telatlah ini nanti ke kantor, meeting pula ini pagi, sorry kak ya...aku gak bisa ikut ke rumah kakak sekarang".
Begitulah ucapan seorang perempuan muda yang berpakaian model jas perempuan atau biasa disebut blazer warna biru yang dipadukan dengan rok hitam kepada temannya yang sedang membuka jualan ayam penyet, bakso, nasi goreng, minuman ( malam sampai pagi), di Jalan Setia Budi, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (9/7/2015) pagi.
Tak begitu lama kemudian, taksi blue bird datang menghampirinya dan beranjak pergi.
Karena yang punya jualan sudah mengenalku ( dari wajah) karena sering singgah untuk makan nasi goreng dan minum kopi, dengan rasa penasaran aku pun bertanya; mbak, itu perempuan yang pakai blazer tadi siapa?
"Oh, itu teman saya dulu waktu di Jakarta. Asalnya dari Lampung. Dia baru beberapa bulan di Medan ini, kerja di PT WK. Tinggalnya di daerah Polonia," ucapnya.
Lho, PT WK itu kan salah satu BUMN yang bergerak di bidang konstruksi, yang kala itu di nasionalisasi dari perusahaan Belanda Volker Aannemings Maatschappij N.V, gumamku dalam hati.
Kalau tinggalnya di daerah Polonia, jauh sekali ke sini sampai ketiduran?
Si mbak itu pun bercerita, kalau temannya tersebut baru semalaman ini menjajakan tubuhnya di sini ( Jl Setia Budi) . Dia ketiduran di hotel itu ( Bukit Permai) tadi. Tamunya ( yang booking) dia masih sedikit, katanya baru tiga orang. Banyak saingan pun katanya.
Berapa bayarannya setiap dibooking?
Kalau menurut mereka sih, bayarannya antara Rp 200-300 ribu per short time. Itu sudah bersih. Lepas kamar hotel, makan, dan minum. Makanya mereka bisa dapatkan 5-7 tamu per malam kalau pas rame. Kalau sepi yah, 3-4 tamu doang. "Mereka sekolah S1 semua lho bang! Makanya mereka kalau siang kerja di perusahaan," ungkapnya.