Lihat ke Halaman Asli

News for you

Penulis lepas dan volunteer

Mahasiswa Universitas Andalas Ciptakan Alat Penumbuk Jengkol Mekanis untuk Peningkatan Kinerja UMKM Kerupuk Jengkol di Kota Padang

Diperbarui: 13 September 2022   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokpri)

Jengkol adalah buah kecil yang kaya manfaat. Buah jengkol banyak disukai oleh masyarakat karena rasanya yang unik. Buah jengkol sering kali menjadi bahan makanan yang diolah dengan cara perebusan, penggorengan dan juga sebagai lalapan. Sebagian masyarakat mengolah buah jengkol untuk dijadikan kerupuk. Kerupuk yang berbahan jengkol ini merupakan salah satu usaha yang menjanjikan. Banyak industri rumahan yang mendirikan usaha ini dikarenakan peminatnya banyak. meskipun demikian, proses produksi kerupuk jengkol masih terbilang cukup menghabiskan waktu dan tenaga. Proses produksi kerupuk jengkol dijalankan secara manual menggunakan tenaga manusia dan dibantu dengan alat seadanya seperti dipipihkan menggunakan batu lado. 

Sementara itu, di dalam proses produksi kerupuk jengkol, efek yang dirasakan cukup signifikan terhadap kondisi kesehatan. Seperti sakit pada bahu, pinggang, punggung, dan tangan. Bahkan tidak jarang kedua kaki mengalami rasa kesemutan karena terlalu lama duduk di lantai. Hal tersebut disebabkan karena di dalam proses produksi penumbukan jengkol dilakukan berkali-kali menggunakan batu lado agar jengkol pipih dengan merata.

Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Andalas, Padang menciptakan sebuah inovasi tekonologi yang diberi nama PRAKTIS, yaitu "Peningkatan Kinerja UMKM Kerupuk Jengkol di Kota Padang dengan Implementasi Alat Penumbuk Jengkol Mekanis".

Inovasi teknologi ini direalisasikan oleh 5 mahasiswa lintas bidang ilmu yang tergabung dalam sebuah tim. Tim ini diketuai oleh Asriyani Fitnaisy mahasiswa Program Studi S1 Teknik Elektro angkatan 2019 dengan beranggotakan Ridho Wahyudi (S1 Teknik Elektro-2019), Farhan Kabri Pratama (S1 Teknik Elektro-2019), Muhammad Wafa Shadiq (S1 Teknik Industri-2019), dan Wioni Fifnesia (S1 Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian-2021). Dibawah bimbingan Bapak Dr.Eng.Muhammad Ilhamdi Rusydi, S.T.,M.T.

Ketua tim memaparkan bahwa penerapan teknologi ini ditujukan untuk membantu usaha UMKM kerupuk jengkol meningkatkan kapasitas dan frekuensi produksinya. Disisi lain diharapkan dengan adanya penerapan tekologi ini dapat meringankan proses produksi UMKM kerupuk jengkol yang masih menggunakan tenaga manusia agar terhindar dari resiko cidera otot saat bekerja. Tujuan akhir dari penerapan teknologi ini adalah agar dapat meningkatkan profit para pelaku UMKM kerupuk jengol.

PRAKTIS dibekali 4 buah penumbuk yang dapat dilepas pasang sesuai dengan banyaknya kelopak jengkol yang ingin ditumbuk. Alat ini juga dilengkapi sensor yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pengguna saat bekerja dengan alat ini. Jika tangan pengguna mendekati penumbuk saat alat ini bekerja maka sensor akan bertindak sebagai pengaman untuk mematikan alat sehingga risiko kecelakaan kerja dapat dihindari.

Untuk mengurangi penggunaan sumber energi listrik PLN, PRAKTIS bekerja dengan menggunakan panel surya sebagai sumber energi listrik. PRAKTIS menggunakan sumber energi dari panel surya. Energi yang berasal dari cahaya matahari diubah menjadi energi listrik dengan panel surya 120WP, kemudian energi tersebut disimpan melalui aki 12V 42Ah dan digunakan untuk mengoperasikan PRAKTIS melalui inverter 500W.

(Dokpri)

PRAKTIS telah melakukan uji coba produksi kerupuk jengkol bersama salah satu UMKM kerupuk jengkol yang bertempat di Jalan Andalas, Padang Timur, Kota Padang. Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa PRAKTIS mampu mempercepat proses produksi kerupuk jengkol dari 5 menit saat menggunakan cara tradisional (batu lado) menjadi hanya 3 menit untuk satu kerupuk jengkol. Tidak hanya itu, penggunaan 4 penumbuk yang bekerja bersamaan meningkatkan kapasitas produksi mitra dari pengerjaan 100 jengkol dalam 3 hari menjadi 720 jengkol dalam 3 hari.

Pelaku UMKM yang menjadi mitra untuk ujicoba PRAKTIS menyampaikan bahwa penerapan teknologi yang dihadirkan sangat membantu usaha kecil dan menjadi bekal untuk berkembang. PRAKTIS dapat membantu meningkatkan produktivitas mitra dan mempercepat proses produksi. Kendala kesehatan yang dialami selama proses produksi tradisional sudah tidak dirasakan lagi.

PRAKTIS menjadi salah satu perwakilan Universitas Andalas dalam kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI). Bersama dengan 12 tim lainnya dari Universitas Andalas PRAKTIS mendapatkan pendanaan riset dari Direktoral Jendral Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dirjen Kemendikbud Ristek) tahun 2022.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline