Lihat ke Halaman Asli

Trans Jawa Tiba, Kereta Api Terlupa?

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Naik kereta api tut tut tut siapa hendak turut

Ke Bandung, Surabaya, bolehlah naik dengan percuma

Ayo kawanku lekas naik, keretaku tak berhenti lama

Sebuah Perjalanan

Sebuah perjalanan saya lewati dengan mempergunakan kereta api dari Surabaya menuju Jakarta saat menulis artikel ini. Perjalanan yang saya sukai karena banyak hal yang menjadi nostalgia bagi saya. Namun, sambil termenung di kereta, saya memikirkan nasib dari perkeretaapian Indonesia di masa yang akan datang.

Sempat terhenti kereta saya di suatu daerah, yang saya tahu berada sebelum Stasiun Cikampek dari arah Surabaya dan Semarang. Sepintas saya pun terpikir nasib perkeretaapian Indonesia saat mengingat akan dibangunnya jalan tol Trans-Jawa. Akankah kereta api tetap menjadi jagoan transportasi darat saat proyek tersebut selesai?

Sejarah perkeretaapian di Pulau Jawa dimulai saat kedatangan bangsa Belanda untuk melakukan perdagangan atas nama VOC. Diperlukan suatu sarana transportasi yang mampu mengangkut banyak barang dan penumpang. Akhirnya, dibangunlah transportasi perkeretaapian di Pulau Jawa, yang diikuti (atau mengikuti) pembangunan transportasi perkeretaapian di Sumatera.

Kereta api semakin menunjukkan kelasnya, semakin banyak penumpang yang naik, dan menjadikan kereta api salah satu transportasi utama. Salah satu hal yang menunjukkan hal tersebut, seperti yang ditulis oleh Bung Hatta dalam Otobiografinya, Memoar, bahwa pamannya yang juga menjadi salah satu gurunya, mempergunakan kereta api sebagai transportasi utama dalam berpergian untuk bekerja di dua tempat. Dalam masa selanjutnya pun menunjukkan bahwa sumbangsih kereta api nyata adanya.

Kereta Api versus Mobil dan Sepeda Motor

Kembali ke pertanyaan utama mengenai kondisi perkeretaapian. Jika, melihat yang saat ini terjadi tentang jumlah sarana transportasi, kita akan melihat bahwa mobil dan sepeda motor masih menjadi primadona saat ini, ditunjukkan lewat data penjualan dua kendaraan ini dibandingkan transportasi lainnya. Berdasarkan data dari Anggota GAIKINDO, penjualan mobil pada tahun 2011 adalah sebanyak 745.599 unit, sedangkan berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia, penjualan sepeda motor pada tahun 2011 adalah sebanyak 8.012.885 unit.

Perlu diingat bahwa keadaan tersebut terjadi pada saat panjang jalan di pulau Jawa sekitar 500.000 km atau sekitar 160 km per satu juta penduduk Indonesia. Bayangkan pada saat jalan tol Trans-Jawa selesai dan terbangun jalan-jalan raya pendukung lainnya yang menyebabkan panjang jalan bertambah. Berapa banyak mobil dan sepeda motor yang nantinya hadir di jalanan Indonesia, khususnya Jawa saat itu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline