Lihat ke Halaman Asli

Pamuji utomo

jelata dari kampung sebelah

Alumni Lulusan Hati dan perasaan

Diperbarui: 18 September 2020   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/AVZRjYjrNxxGdpne7

Ketika rasa masih tumbuh dan ketika takdir tak menyatu, aku memikirkan hal tentangmu yang amat sangat tabu , tapi lain hati yang engan pergi menghilang dari perasaan yang halu , aku terus terus dan terus memperhatikanmu mengejekmu mengajakmu untuk terus bisa tertawa bersamaku.

Bukan maksud apa atau apa tapi perasaan ini yang tak lagi bisa berdusta, aku dan kamu dulu menjadi kita dulu mungkin itu  dulu , entah sekarang terlalu mustahil untuk ku sematkan kata kita.

 Ingatkah engkau ketika ayunan tangan mengarah kerambutmu belaian tanganku terus mengusap rambutmu ucapan hayalan sering kita bayangkan tetang bagaimana kedepan yang ahkirnya berending tak karuhuan.

Mungkin sekarang hati tak lagi ada pada sosok pasangan yang telah di takdirkan melainkan hati berada pada kamu yang sekarang masih ada pada ingatan.

Sering kita jalan sembari mampir di cafe langanan dengan minuman andalan dan cemilan kesukaan kau sering pesankan tanpa bertanya kau sudah hafal , kita duduk berbincang tertawa meski kadang ketika sering salah paham.

Aku tak mengerti kenapa perasaan ini masih melekat di hati kecil susah sekali meski sebentar lagi aku akad dengan wanita lain.

Bagaimana ini?? susah sekali melupakan senyumu yang sering kali terbayang dalam angan , kamu ingat ketika kita ketemu di cafe yang baru saja kita berdua kujungi yang kebutulan dengan dengan dua teman yang menemani, serasa hati ini mengagap kalau kita sedang baik baik saja dan sekaan tanpa ada rasa kalau dulu sempat menyatakan berpisah.

Kamu tetap jadi kamu yang tak lagi bisa ku ucapkan kita , karena takdir memang berkata bahwa kita tak bisa menjadi kita hanyalah sebuah cerita yang mungkin esok akan jadi usang tapi tetap ku kenang untukmu marantikaku. :-*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline