Lihat ke Halaman Asli

Konspirasi di Mesir

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat abu-abu di mesir.

Jangan bilang ini konspirasi, layaknya konspirasi pembunuhan kennedy atau areal 51 atau freemason.

Jangan berteriak ini adalah takdir tuhan yang kuasa membalikkan keadaan kapan saja ia mau.

Jangan bilang ini hitam atau putih kawan,.

Tapi ini abu-abu.,

Saat itu aku berjalan di trotoar menyusuri sudut jalanan kairo,

Berjibun manusia berteriak,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, hingga suara serak.

Berjibun manusia memekik……………………………….. hingga pekak.

Dan di sebuah ruangan yang hangat, dengan segelas wine terbaik, seorang pria melihat di televisi, dia terkekeh namun berusaha tetap wibawa dalam tawanya, dia sangat senang sekali.

Sementara itu, disebuah ruangan di tempat berkumpulnya para perwira militer yang baru naik takhta, seorang pria yang hampir senja namun dengan semangat layaknya pemuda terus menyatakan “ aku presiden sah negeri ini”.

Kembali ke jalan ribuan wanita turut meneriakkan segala slogan yang mungkin tak mereka mengerti.

Namun tak jarang mereka juga berteriak karena pantatnya di colek dari belakang.

Aku semakin jauh menapaki jalan menyusuri sebuah lapangan besar tempat massa berkonsentrasi meluapkan apa saja, apa saja yang mereka ingat sewaktu pernah bergumul dengan iblis. Aku tidak melihat malaikat disitu. Apalagi tuhan. Mereka berteriak nama tuhan. Tapi hanya untuk justifikasi bahwa kesalahan mereka itu benar dan mereka telah memilih jalan putih, semua mengklaim begitu. Padahal jangan kan putih, hitam pun tidak yang mereka pilih. Abu-abu kawan. Itu pilihan mereka.

Nun jauh disana , tapi masih setanah arab. Seorang raja yang mengaku pelindung dua kota suci mengucapkan selamat pada pangeran yang baru naik takhta. Dia berharap kedamaian akan segera datang ke bumi kinanah. Tapi akan kah doanya di terima. Tak ada yang tahu kawan. Cari tahu di “moyang google” mu.

Aku terus menyusuri kota. Berharap bertemu dengan masa lalu. Bukan masa lalu kelam pembunuhan presiden sadat di depan parade militernya sendiri. Bukan itu. Tapi masa lalu yang hanya ada di benakku. Jangan kau menerka masa lalu apa itu. Karena kau tak kan pernah tahu.

Aku terus berjalan dan memikirkan kembali apa yang di katakan orang tentang abu-abu. Ketika diantara satu dengan lain ada pengkhianat. Maka pecahlah kongsi. Dan siap-siap.

Setelah ini aka ada lagi penggulinga-penggulingan berikutnya. Seperti layaknya sekelompok orang yang membakar kambing guling dan terus membalikan hingga matang. Dan siap-siap

Orang-orang ini yang membakar kambing guling tidak pernah memihak pada apapun, tidak patuh pada apapun. Mereka hanya lah sekelompok abu-abu yang bergentayangan di antara hitam dan putih sebuah pemerintahan. Mereka ada dimana-mana. Dan mereka juga membaca ini. Dan mereka bertanya siapa ini. Dan mereka melacak ini. Dan mereka tahu.

Ini hanya tulisan bray..,

Jangan dianngap serius ya,..

Tq

caww




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline