Lihat ke Halaman Asli

Bayang Pembeda

Diperbarui: 16 Desember 2016   03:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merenung....
Di kesunyian gelapnya malam..
Kupandang senyap diatas sana
Ada luka di antara sudut-sudut mata ini
Melara dalam dada, menyapa gundah di relung hati 
bahwa "aku telah terkurung haru"

Sejenak aku terlelap lupa di pelukan senyap gulita
Namun lara datang menumpahkan air mata...
Mencurahkan ingatan tanpa sebaris kata
Menggores rasa yang terlukis jelas di dasar sana
Melayang bersama bayang-banyang sirna..
Tergambar jelas bahwa aku telah larut dalam keheningan sendu

Kini terhempas dan terbangun...
Kubuka pelupuk mata basah
Seolah langit berbisik "aku takkan bisa mengayuhmu karna engkau adalah bumi"
Seakan bumi menjawab "dan akupun takkan mungkin bersamamu karena ruang dan waktu"

Kusadarkan kembali ragaku di sandingan malam...
Aku hanya akan ada disini meski gemuruh datang bersama butiran airnya..
Sampai laut berbuih menyapu senyap malampun aku hanya akan disini
Bersama bayang abu-abu..
Dan rona kelabu..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline