Walikota Solo, Joko Widodo, menaiki mobil Esemka Rajawali kebanggaannya, saat melakukan kunjungan di kantor Warta Kota, Kompas Gramedia, Jakarta, Minggu (26/2/2012). Foto: TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Anggaplah kita mengikuti pola pikir atau anggapan jika yang dilakukan Jokowi selama ini adalah pencitraan. Pertanyaanya adalah, apakah Pencitraan itu selalu Salah? Apakah pencitraan itu haram dilakukan?
Kita mulai dengan JOKOWI DAN MOBIL ESEMKA, Ada pihak beranggapan Jokowi menunggangi bahkan menggambil alih program mobil Esemka yang dilakukan oleh Sukiyat dan sebuah SMK di Solo untuk kepentingan mendongkrak Popularitas. Mobil nasional menjadi impian kita dari berpuluh tahun yang lalu, Isu Mobnas timbul tenggelam .Bahkan kita pesimis bisa diwujudkan, karena mobnas seperti program yang tidak serius ditangani oleh pemerintah.
Program Mobil esmeka sendiri sudah berjalan 2 tahun, produknya sempat di pamerkan di beberapa kota, selama dipamerkan hanya sedikit yang melirik apalagi tertarik. Dengan respon seperti itu nyaris membuat program mobnas esemka terbengkelai. Kemudian Publik di kagetkan dengan berita Walikota dan Wakil Walikota Surakarta menggunakan mobil esemka sebagai mobil dinas mereka. Media dihubungi, Berita di kemas, angel foto di atur, dan meledaklah berita tentang Mobnas Esemka.
Banyak respon positif berdatangan, pemesanan mengalir sampai ribuan unit, pejabat-pejabat ramai-ramai memberikan perhatian dan masyarakat mulai optimis mobnas bisa segera diwujudkan. kemudian mulailah muncul tanggapan negatif,mobnas terlalu dipaksakan karena belum lolos uji emisi sampai cibiran bahwa mobil esemka hanya menggabungkan beberapa kiomponen kendaraan lain.
Kekurangan memang ada tapi hikmahnya adalah Kita akan segera memiliki mobnas, Mobil esemka sudah lolos uji emisi , Perusahaaan sudah terbentuk dan ribuan pemesanan sudah menunggu, Selain itu kemudian muncul mobna-mobnas lain mulai percaya diri dan mengeliat. Indonesia segera memiliki mobnas yang negara lain seperti malaysia sudah memiliki puluhan tahun yang lalu. Jika Jokowi tidak menggunakan Mobil Esemka sebagai mobil dinasnya dan kemudian dikemas menjadi berita nasional lalu kira-kira kapan kita bisa mempunyai MOBNAS?
Jika Jokowi memanfatkan Mobil Esemka untuk sekedar Pencitraaan.. Lalu kenapa Mentri pendidikan yang nota bene adalah membawahi Esemka tidak kepikiran membuat pencitraan dengan menjadikan mobil esemka sebagi mobil kementrianya kemarin ? Kenapa juga SBY tidak membuat pencitraan dengan sekedar naik Mobil Esemka di sekitar Istana Negara dan foto di kap mesinya sambil berkata... Saya prihatin kenapa bikin mobil kaya gini aja dari kemarin kita tidak bisa, nih anak SMK aja bisa? kenapa Jokowi yang kepikiran ? kenapa coba? suatu kebetulan atau karena memang punya kecerdasan dan punya daya kretifitas tinggi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H