Lihat ke Halaman Asli

‘Takana’ Karena Bika si Mariana

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Bika Piaman "][/caption]

Perjalanan pulang dari Bukittinggi ke Padang, kami singgah di daerah Koto Baru, kabupaten padang Pariaman (Orang Minang menyebut Piaman). Ini adalah perjalanan pertama setelah 20 tahun lebih saya tidak ke ranah Minang. Keponakan saya kebetulan menjadi sales manager di sebuah perusahaan Minuman dan ditempatkan di kota Padang. Saya pun punya waktu Cuma 2 hari, sebab banyak pekerjaan di Jakarta.

Ketika mau pulang ke Jakarta, saya lupa membeli oleh-oleh. Dan waktu melewati Koto Baru, saya melihat tulisan besar ‘Bika khas Piaman’. Saya tertarik, dan kami berhenti. Harganya juga murah, Rp 500 (lima ratus rupiah) per keping.

Cara pembuatan bika ini adalah dengan menguras kelapa muda. Serutan kelapa dan airnya, kemudian dicampur dengan tepung dan diberi gula. Lantas dibakar selama 30 menit dalam oven. Supaya wangi, sabut kelapa menjadi bahan bakarnya. Asapnya memang wangi memukau mereka yang lewat disini.

Saya kembali menulis cerita diatas karena barusan saya lewat di jalan alternative cibubur menjelang gerbang tol. Disana ada tulisan ‘ Bika si Mariana, indak dibali takana-kana( Bika si Mariana, Tidak dibeli akan selalu terkenang)’.

Inilah Bika ala Pariaman itu;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline