Saya pikir yang terjadi kemarin itu bukan Debat Calon Pemimpin tetapi Arena untuk Saling menjatuhkan diantara para Paslon (Pasangan Calon).
Yang menjadi catatan saya dalam Debat kemarin memang Ahok telah dijadikan bulan-bulanan oleh lawannya yang memang terbukti sudah sangat paham tentang beberapa kelemahan Ahok.
Itulah sulitnya posisi Ahok karena memang pada dasarnya Kepemimpinan Ahok di Pemprov DKI ini banyak kelemahannya dan sudah diketahui oleh masyarakat luas.
Semua orang tahu bahwa salah satu kelemahan Ahok paling mendasar adalah Komunikasi Politiknya. Ini yang paling berdampak pada banyak hal termasuk salah satunya adalah Elektabilitasnya.
Banyak orang berteori politik soal Elektabilitas Ahok yang sangat minim itu. Dalam catatan saya, biasanya atau umumnya seorang Petahana itu selalu memiliki Elektabilitas diatas 50%. Tetapi Ahok disebut-sebut hanya memiliki Elektabilitas 30%. Sangat minim dan sangat beresiko untuk pertarungan di jenjang pilkada ini.
Saya pikir rendahnya Elektabilitas Ahok ini memang berkaitan dengan Komunikasi Politiknya yang buruk pada banyak pihak. Percaya atau tidak bahwa Kasus Penistaan Agama yang menjadikan Ahok sebagai Tersangka adalah buah dari Buruknya Komunikasi Politik Ahok.
Mungkin Ahok tidak bermaksud menghina Al-Quran, tetapi selanjutnya Ahok sepertinya tidak mampu menyampaikan kekesleoan lidahnya itu banyak pihak sehingga mereka akhirnya telah menganggap Ahok memang sengaja menghina Al-Quran. Inilah salah satu bukti dari buntunya komunikasi politik Ahok dengan banyak pihak.
Bukti lain dari Buntunya Komunikasi Politik Ahok dengan masyarakat luas tercermin dari penilaian banyak orang bahwa Ahok itu Arogan dan selalu berselisih paham dengan banyak pihak. Mereka bingung mengapa Ahok sering sekali berselisih paham dengan banyak pihak sehingga akhirnya mereka pun menyimpulkan bahwa Ahok memang arogan dari sononya dan tidak mau mengalah.
Padahal sebenarnya tidak demikian. Ahok itu tidak arogan hanya saja media terlalu sering memberitakan sisi terburuk Ahok yang suka marah-marah kepada banyak pihak sehingga akhirnya banyak orang salah sangka terhadap Ahok.
Contoh lain juga ada pada Relokasi Warga (Dibaca sebagai Penggusuran). Ini adalah isu yang sangat peka sekali bila digunakan untuk menjatuhkan penguasa Jakarta. Sutiyoso dan Fauzi Bowo juga dulu pernah dibilang sebagai Tukang Gusur, akan tetapi akhirnya karena komunikasi politik yang lebih buruk akhirnya Cap itu akhirnya jadi melekat erat pada Ahok.
Faktanya Memang benar bahwa Penggusuran sudah dijadikan sebagai Pukulan yang sangat menyengat untuk Ahok. Dan itu telah dilakukan oleh Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono. Keduanya “menembak” secara telak pada wajah Ahok dan itu berpengaruh pada penilaian para pemirsa maupun masyarakat luas.