Lihat ke Halaman Asli

Stop Chasing Pain

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Disuatu ketika gw dihadapkan dengan masalah kehidupan yang masih normal, keseleo. Suakit yang amat sangat menarik dari urat leher sampai ke bokong. Setelah 2 minggu masalah gw cuekin, ternyata masalah nga pergi juga, 'PR banget nieh musti ketukang urut', gerutu gw. Akhirnya gw pilih sport message dideket daerah rumah tempat gw tinggal, berhasil berhasil!!!!! (versi dora)..... setelah 2x pijet terbebaskan lah dari belenggu kesakitan yang gw alami.

Sebelum pulang si mbok tukang urut nasehatin gw. 'Mas ini uratnya tadi berantakan semua, yo kok bisa begitu toh?...sampean ngapain?....sampean memang ngerasain sakitnya di otot belikat kanan, tapi sebenernya yang keseleo adalah urat leher, karena otot belikat sampean yang paling lemah (pernah jatuh yang langgsung kebahu) jadi sampean kira belikatnya yang keseleo' cloteh si mbok.....

Dengan muka pilun gw dengerin tukang urut ngemeng, dan gw langsung tertegun dengan kata-kata yang keluar dari kepala gw, "stop chasing pain".

Kehidupan ini sama dengan urat keseleo ternyata :p, di-ibaratkan urat adalah jalan kehidupan dan uang adalah sumber dari sakit yang normal dialami setiap orang tanpa pandang kaya / miskin. Kebanyakan dari kita tidak mengerti dan hanya terfokus kepada sumber kesakitan kita, yaitu mencari uang. Sehingga kita melupakan sebenarnya sumber dari kesakitan itu tidak pada uang, tapi melainkan bisa dari rumah tangga, keluarga, pergaulan, dsb sehingga uang adalah bagian terlemah dari semua rantai kehidupan, yang menimbulkan kepedihan kita mencari uang dan orang jadi stress karena uang.

Andaikan semua pemimpin negeri ini, orang tua dari anak-anak generasi penerus bangsa, guru-guru bahkan temen kita bisa ngurut (bukan ++). Mudah-mudahan bisa mengajarkan kepada yang lain, kalo keseleo adalah bagian dari proses besar dari "penarikan keseluruhan perjalanan kehidupan kita yang salah gerak" dan "kesakitan" adalah mindset masyarakat yang melemahkan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline