Hari ini Sri Paus Fransciscus memulai kunjungannya di Indonesia. Kepala negara Vatikan yang berasal dari Argentina itu akan memulai kunjungannya ke Indonesia pada tanggal 3 sampai 6 September. Indonesia adalah negara pertama yang akan beliau kunjungi dari serangkaian lawatan ke Asia Pasific. Selain Indonesia, dia akan ke Papua Nugini, Timor Leste, Singapura dan Vietnam.
Vatikan sendiri adalah sebuah negara kota di kawasan kota Roma, Italia dan berada di eropa. Dengan luas sekitar 44 hektar dan penduduknya tak lebih dari 1000 jiwa, adalah negara independen terkecil di dunia dan dipimpin oleh Sri Paus. Perlu diketahui bahwa Vatikan atau lebih dikenal sebagai Tahta Suci, adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indoensia di masa lalu.
Di kota Vatikan ada sebuah museum etnografi yang punya bermascam-mcam koleksi dari para imam katolik dari seluruh dunia. Beberapa koleksi imam ketika bertugas di Indoensia ada di sana, seperti al-quaran terkecil dan beberapa koleksi lainnya.
Dari media massa kita melihat bahwa kedatangan Sri Paus ini mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat Indonesia. Warga Katolik Indonesia telah menunjuk Ignasius Jonan yang merupakan mantan menteri perhubungan dan menteri ESDM sebagai ketua panitia kedatangan Sri Paus. Ribuan pasukan disiagakan dan sesaat sebelum Sri Paus tiba, Presiden Joko Widodo memanggil kepanitiaan dan Uskup serta Menteri Agama untuk memastikan kesiapan untuk menyambut Sri Paus.
Empat hari kunjungan Sri Paus akan dilakukan pertemuan resmi dengan Presiden RI, lalu ada misa untuk umat Katolik di Indonesia yang berlangsung Stadiun Utama Bung Karno Jakarta, lalu ada pertemuan ordo Jesuit di Indonesia, bertemu dengan anak dan remaja difabel, bertemu dengan imam, diakon, biarawan dan biarawati dan katekis di gereja Katedral jakarta. Sri Paus juga akan menyempatkan diri menghadiri inter-religious meeting atau pertemuan dengan para tokoh agama di Masjid Istiqlal Jakarta, dll. Sekadar diketahui Misa Akbar di Stadion GBK ini akan dihadiri oleh ribuan umat Katolik. Hal ini ditandai dengan penuhnya beberapa hotel di Jakarta yang menampung umat Katolik dari seluruh Indonesia . GBK sendiri berkapasitas sekitar 70 ribu jiwa.
Segala upaya ini satu sisi kita sangat mengapresiasi kedatangan Sri Paus. Di sisi lain pihak Vatikan juga menaruh perhatian besar pada negara kita yang penuh kemajemukan ini.
Kita tahu dalam tiga dekade ini relasi antar umat beragama memang acapkali mendapat ujian. Bukan hanya ledakan bom yang sering terjadi di rumah ibadah kristiani namun intoleransi yang kadang kita temukan bahkan sejak sekolah usia dini. Sri Paus kita hormati bersama. Kita hormati meski mungkin berbeda agama.
Momentum ini bisa kita jadikan hal yang memperkuat relasi Islam dan Kristiani. Kita harus pakai momentum ini untuk mengikis stereotipe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H