Desember ini, Densus 88 antiteror menangkap sembilan orang terduga teroris . Mereka terindikasi jaringan Jamaah Islamiah. Mereka berada di seputaran Solo semisal Sukoharjo, Sragen, Klaten dan Boyolali.
Selama ini memang mereka merupakan sel tidur yaitu orang atau pihak yang tidak atau belum merencanakan kegiatan tertentu. Tapi melalui pendalaman polisi mereka diketahui tengah merencanakan sesuatu dalam waktu dekat.
Jamaah Islamiah memang tidak bisa dilepaskan dari Jawa Tengah. Abu Bakar Baasyir dan rekannya dulu mendirikan JI dan kemudian mereka pergi ke Malaysia. JI kemudian membesar di sana. Ketika mereka kembali ke Solo, banyak simpatisan yang bergabung dan JI kemudian membesar meski kemudian dibubarkan sendiri oleh pendirinya.
Pengaruh ideologi transnasional yang diajarkan pada JI menyusup ke banyak kalangan. Lalu Abu Bakar Baasyir sebagai pendiri ditangkap atas keterlibatannya mengirim dana untuk kegiatan terorisme di Aceh. ABB terbukti bersalah dan kemudian dipenjara. ABB kemudian dibebaskan karena pertimbangan umur dan sikapnya yang dinilai melunak. Meski begitu dia kembali pada sikap /keyakinannya untuk pentingnya landasan syariat bagi Indoensia.
Ini mungkin mempengaruhi banyak pengikutnya dan jika kita telaah, banyak sekali sel tidur terorisme di tanah air dan muncul pada saat saat tertentu seperti sekarang ini.
Saat memasuki musim atau momen Natal dan Tahun Baru, kekhawatiran terhadap potensi serangan teror menjadi semakin meningkat. Melihat sejarah kita, ancaman bom di rumah ibadah mulai sabang dan merauke mamang mulai ditingkatkan. Meskipun keamanan telah menjadi prioritas utama pemerintah, kewaspadaan dan partisipasi aktif masyarakat tetap krusial dalam menjaga stabilitas dan keselamatan nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi sasaran serangan teror yang mengejutkan. Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini menjadi fokus utama aparat keamanan. Jaringan teroris yang semakin canggih dalam merencanakan aksinya menuntut respons yang lebih cepat dan efektif. Pada konteks ini, kolaborasi antara lembaga keamanan, intelijen, dan masyarakat sangat penting untuk mencegah ancaman terorisme. Sebagai warga negara kita juga harus aware terhadap sel-sel tidur terorisme di sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H