Lihat ke Halaman Asli

Gian Darma

wiraswasta

Bhikkhu Thudong dan Implementasi Pancasila

Diperbarui: 2 Juni 2023   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

republika

Akhir Mei sampai awal Juni mungkin tidak bisa dilupakan bagi sebagian masyarakat yang mungkin kotanya dilewati oleh para biksu (bhikkhu) asal Thailand. 32 bhikku itu melakukan perjalanan jauh ribuan kilometer untuk mencapai candi Borobudur. Mereka akan merayakan Hari Raya Waisak ke 2567 Buddhis Era (BE) yang jatuh pada tanal 4 April 2023.

Ritual yang semula diikuti oleh 40 orang dan ternyata hanya 32 orang yang bisa melanjutkan perjalanan itu dinamakan thudong. Dan memang, masyarakat yang dilalui oleh bhikkhu thudong merasa bersyukur.

Beberapa guru di sebuah kota yang dilalui oleh para bhikkhu itu memberikan kesempatan kepada anak didik untuk ikut menyambut para bhikkhu. Dengan begitu mereka bisa merasakan suasana toleransi antar umat beragama di Indonesia. Itu adalah hal yang berharga yang bisa diterima oleh anak didik; bahwa mereka hidup di negara dengan perbedaan yang kompleks dan mereka menjadi bagian dari hal itu.

BBC Indonesia malah menulis wawancara mereka dengan beberapa orang misalnya Devi, seorang warga Pekalongan. Dia mengatakan bahwa dia sadar bahwa mereka bisa saling bantu (dengan pihak yang berbeda) dan saling dukung dalam acara keagamaan, biar enak hidup bersama  dan cinta damai.

Media asal Inggris ini juga menulis wawancara dengan Fatma, seorang warga Pemalang yang menuturkan bahwa Indonesia penuh keragaman, banyak sekali yang bisa dilihat (di sini). Mereka menjaga toleransi, karena semua agama mengajarkan kebaikan.

Hal yang juga menarik adalah saat para bhikkhu itu sampai di Pekalongan, Gedung  Kanzuz Sholawat Habib Luthfi dipersiapkan bagi para bhikkhu itu beristirahat. Hal yang membuat kita semua senang adalah permintaan untuk beristirahat itu datang dari Habib Luthfi sendiri. Melalui panggilan video-call, Habib Luthfi meminta Bhante Wawan Kantadhamo, bhikkhu asal Indonesia, untuk mampir ke tempatnya.

Hal ini adalah implementasi kita berpancasila, sekaligus memelihara dan menjaganya.  Kejadian bhikkhu thudong itu seakan mengingatkan kita bahwa falsafah bangsa kita itu memang diambil dari nilai-nilai atau moral yang ada di Indonesia (nusantara) Nilai-nilai itu adalah akar sekaligus perekat untuk bangs akita aar tetap harmoni.

Dengan begitu kita bisa lebih menghargai bangsa dan negara kita sendiri dan melawan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline