Lihat ke Halaman Asli

Gian Darma

wiraswasta

Kita Terbentuk dari Nilai Baik

Diperbarui: 4 Maret 2023   03:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: ANTARA FOTO

 

Perkembangan akhir-akhir ini soal kekerasan memang sangat memprihatinkan kita semua. Ada beberapa pelajar yang memperkosa adik kelas mereka secara beramai-ramai, setelah sebelumnya membuat korban mabuk. 

Lalu ada anak seorang anak ejabat yang karena aduan kekasihnya dengan semena-mena menganiaya seorang remaja sehingga tak sadarkan diri. Kekerasan itu sempat diabadikan oleh teman pelaku.

Di kesempatan lain ada seorang laki-laki yang terlibat hutang yang kemudian membunuh dua wanita yang menagih. Dua korban itu kemudian dicor oleh pelaku. Pelaku kemudian bunuh diri. Juga beberapa kejadian lainnya.

Peristiwa-peristiwa ini tentu membuat kita sangat prihatin. Terutama karena seakan memperlihatkan diri kepada bangsa lain bahwa bangsa kita adalah bangsa yang sulit diatur karena semua orang tak mau kalah. Terlebih bangsa lain mungkin melihat banyaknya kejahatan sehingga bisa disimpulkan bahwa kita tak menghargai nyawa orang lain. Bahkan menyia-nyiakannya.

Kita seharusnya mengingat bahwa hal-hal yang terjadi belakangan ini bukanlah cerminan kepribadian bangsa kita. Kita yang terbuka dan ramah seharusnya menjunjung tinggi harkat dan martabat orang lain sesuai dengan keberadaannya di lingkungannya.

Kita juga harus paham bahwa masing-masing orang juga punya kewajiban dan tanggung jawab kepada orang di sekelilingnya. Seorang ibu bertanggungjawab atas anak-anaknya, seorang kepala rumah tangga bertanggungjawab kepada keluarganya dengan bekerja dll.

Seorang bawahan harus bertanggungjawab atas tugas yang diberikan oleh atasannya dan lain sebagainya. Dengan demikian maka kita harus paham bahwa seseorang ada bukan karena kebetulan dan masing-masing perannya harus kita hargai.

Bangsa Indonesia dan sejarah yang menyertainya, sarat dengan nilai-nilai positif. Kita tentu tahu Jenderal Besar Soedirman di tengah sakit fisiknya dengan semangat membara bahkan ditandu, memimpin perlawanan terhadap penjajah. KH Hasyim Ashari yang berada di Jombang dengan semangat menyala mencetuskan jihad perlawanan kepada penjajah. 

Ini berdampak para pemuda dan santri untuk melawan penjajah.  Pertempuran 10 November tercetus dan kita bisa membuat penjajah menjauh tapi memang meninggalkan korban yang tidak sedikit di kedua belah pihak .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline