Lihat ke Halaman Asli

Gian Darma

wiraswasta

Mewujudkan Peradaban Bangsa melalui Peringatan Maulid Nabi

Diperbarui: 19 November 2018   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(islamic-products.com)

Pada tanggal 12 Rabi'ul Awal seluruh umat Islam, khususnya di Indonesia dengan penuh suka cita memperingati maulid (kelahiran) nabi Muhammad SAW. Terlepas dari perdebatan boleh tidaknya memperingati maulid, perayaan yang diadakan tentu berlandaskan rasa cinta pada nabi Muhammad dan bertujuan meningkatkan semangat Islam yang telah diajarkan oleh beliau.

Di Indonesia, perayaan maulid biasanya diisi dengan pembacaan sholawat dan ceramah agama. Namun perlu kita ingat bahwa perayaan maulid ini tidak sebatas ritual tahunan belaka, melainkan sebagai ajang refleksi dan aktualisasi nilai-nilai yang telah diajarkan oleh nabi akhirul zaman ini.

Semasa hidupnya, nabi Muhammad telah memberikan tauladan luar biasa. Tidak hanya dari segi ibadah, namun dalam kehidupan berbangsa, nabi Muhammad menjadi kepala negara yang cukup berhasil.

Jika kita membaca sejarah berdirinya Daulah Islam di Yastrib (Madinah), melalui Piagam Madinah Rasulullah berhasil menyatukan berbagai macam suku di bawah naungan Islam. Bahkan dapat mendamaikan pertikaian antara suku 'Aus dan Khazraj yang telah berlangsung lama.

Semua dapat terwujud melalui akhlak beliau yang senantiasa menebarkan rahmat. Dari sini kita dapat belajar bahwa Rasulullah sangat menjunjung tinggi nilai perdamaian dan persaudaraan.

Nilai-nilai mulia, seperti kesantunan, perdamaian, dan persaudaraan sudah sepatutnya kembali kita terapkan dalam kehidupan berbangsa di Indonesia.

Cukup ironis ketika hari ini kita melihat masih saja terjadi perpecahan, bahkan di dalam internal agama Islam sendiri. Bukankah ini menjadi indikasi bahwa semangat Islam rahmatan lil alamin yang dibawa oleh nabi Muhammad mulai pudar?

Rasulullah memang telah lama wafat, tantangan kehidupan berbangsa di Indonesia mungkin berbeda dengan masa beliau dahulu, namun ini bukan berarti nilai yang beliau ajarkan telah usang. Semangat perdamaian tetaplah menjadi kunci utama agar sebuah bangsa mampu mewujudkan peradaban.

Keyakinan bahwa nabi Muhammad adalah teladan terbaik harus kita yakini dengan hati, kita ucapkan dengan lisan, dan kita amalkan melalui aksi nyata meniru kepribadian beliau.

Momentum maulid nabi yang kita rayakan dengan penuh cinta, akan lebih berarti ketika kita menerapkan nilai yang beliau ajarkan dalam kehidupan berbangsa. Tidak sebatas retorika diatas mimbar, namun saling menghargai diantara bedanya pendapat juga perlu diwujudkan.

Sebagaimana yang pernah diucapkan oleh sahabat Abu Bakar, "Muhammad memang telah tiada, tetapi nilai-nilai ketuhanan, keadilan, kesetaraan, persaudaraan, dan perdamaian yang diajarkannya terus dipraktekkan oleh umat Islam. Itulah cara umat Islam terus mengenang dan mencintai Muhammad"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline