Lihat ke Halaman Asli

Tuhu Nugraha Dewanto

Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

Social Media Campaign & Sales, Mungkinkah?

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

"Saya sih pengennya bikin kampanye di social media, dan langsung berdampak pada penjualan", mungkin Anda sering mendengar permintaan dari klien atau pemilik merek mengenai hal ini? Ya idealnya para pemasar inginnya investasi yang dikeluarkan akan langsung meningkatkan penjualan.

Itu sebabnya saat ini banyak sekali  kampanye social media yang kemudian dikaitkan dengan penjualan. Misalnya main games-nya di Facebook, tapi harus membeli produk di retail tertentu, dan memasukkan nomor struk pembelian. Secara teoritis hal ini tampaknya sangat seru, dan mudah. Tapi saya termasuk orang yang tidak terlalu tertarik dengan metode seperti ini.

Mengapa? Karena metode ini hanya akan membuat conversion rate menjadi sangat rendah. Pertama, ketika berada di social media, fokus audiens adalah berinteraksi dengan teman-temannya, bukan ikut kuis. Sehingga, apabila kita ingin menggoda mereka untuk ikut kuis, atau apapun, maka harus sesuatu yang mudah, dan bisa dilakukan saat itu juga.

Kedua, membuat kuis dengan persyaratan pembelian maka akan membuat tahapannya menjadi minimal dua tahap. Ini yang terkadang tidak disadari diawal. Karena kita harus berinvestasi waktu dan biaya untuk awareness, lalu tahap berikutnya untuk melalukan tindakan, yaitu membeli produk, dan kembali ke depan layar untuk melakukan registrasi.

Percayalah di dunia digital yang konsumennya ingin serba instan, terbiasa multitasking, dan begitu banyak godaan lainnya mulai dari games, hiburan hingga kontes dari merek lain, maka akan susah untuk membuat mereka kembali lagi untuk melakukan registrasi.

Oleh karena itu idealnya, ketika audiens melihat program kampanyenya pada saat itu juga mereka bisa ikut programnya, dan menuntaskan tantangan yang diinginkan. Lalu bagaimana apabila masih ingin dikaitkan dengan penjualan produk? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu bila memang harus dikaitkan dengan penjualan.

Maka ketika pertama kali mereka melihat kampanye ini, maka mereka harus segera mendaftar saat itu juga. Dengan sistem ini paling tidak kita mendapatkan database yang bisa dipergunakan untuk e-mail blast, riset dll di masa mendatang, atau pun data tersebut bisa digunakan untuk mengingatkan mereka untuk melakukan pembelian dan registrasi tahap kedua. Karena kebanyakan dari mereka, walaupun sangat tertarik ketika melihat informasi di awal, tapi akan lupa untuk melakukan pembelian, dan juga lupda dengan tenggat waktu.

Hal lain yang bisa dilakukan untuk optimalisasi konversi peserta, kasih hadiah yang sangat menarik, dan tidak biasa sehingga akan selalu teringat, dan membuat mereka akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Hadiah yang mungkin hanya relevan dengan audiens kita. Hal-hal yang sifatnya sebuah petualangan dan pengalaman sepertinya akan lebih mengena bagi konsumen. Misalnya saat ini di NB Agency Asia sedang membantu Garnier Men yang membuat kampanye di Facebook, pemenang yang terpilih akan menjadi bintang Video Klip Ungu. Sesuatu yang tidak bisa didapatkan di tempat lain, seperti halnya hadiah Ipad, Iphone, BB dll.

Tuhu Nugraha Dewanto

Social Media Head, NB Agency Asia

Follow on Twitter: @tuhunugraha

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline