Lihat ke Halaman Asli

Tuhombowo Wau

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Waspada, Jangan Titip Nomor WhatsApp di Sembarang Grup Medsos!

Diperbarui: 9 Juni 2021   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi beragam aplikasi media sosial | AFP via KOMPAS.com

Kemarin malam, Kamis (4/2/2021), saya mendapat kabar dari seorang teman, kalau nomor WhatsApp miliknya diretas dan disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Saya diberitahu seusai saya membalas sebuah pesan masuk, berbunyi: "Bisa mnta tolong bantu gak". Pesan itu sebenarnya masuk pada Rabu (3/2/2021) malam, pukul 22.55 WIB. Cuma, saya baru membalas esoknya, karena saya sudah tidur.

Sebelum membalas, saya menemukan keanehan di bunyi pesannya. Sebab, biasanya dia membuka percakapan dengan kata "Bro..." atau "Mas...", dan terkadang menyertakan nama saya. Pesan saya balas dengan kalimat: "Bantu apa, bro? Sori, saya baru balas".

Lalu dia membalas balik: "Jangan ditanggepin, mas. WhatsApp-ku sudah kena retas. Alhamdulillah ini baru balik lagi setelah saya laporkan ke support@whatsapp.com. Bukan Mas Tuho aja yang di-WA-in, tapi semua nomor yang ada di kontak saya, dia WA-in dengan dalih minta tolong (uang)".

Untuk memastikan, saya kemudian menelepon dia supaya bercerita tentang kronologinya. Dia mengatakan, awalnya menerima SMS resmi dari WhatsApp yang isinya kode konfirmasi. Dan tidak lama, muncul pesan juga dari nomor pengguna WhatsApp berfoto profil pegawai minimarket.

Pengguna nomor WhatsApp tadi memintanya untuk mengirimkan kode 6 digit, sembari memohon jika kode tersebut adalah angka voucher game yang salah nomor pengiriman.

Dan karena merasa kasihan dan yakin, teman saya tanpa pikir panjang mengirim kode tersebut. Selanjutnya, dalam hitungan detik, aplikasi WhatsApp di handphone-nya ter-logout. Dia akhirnya tersadar jika nomor WhatsApp-nya sudah beralih pengguna.

Di sela percakapan, saya turut meluapkan rasa kecewa terhadapnya. Masalahnya, teman saya ini seorang pegiat media sosial, yang saya harapkan tidak bertindak sebodoh itu.

Untung saja saya tidak membalas dengan cepat. Dan untung pula orang lain yang dihubungi malam itu tidak meladeni si pelaku. Barangkali belum punya uang atau sadar jika permintaan tersebut adalah penipuan. Saya sangat bersyukur.

Surat permintaan pemulihan akun WhatsApp | Dokumen pribadi (tangkapan layar)

Apakah peristiwa yang menimpa teman saya merupakan hal baru? Tentu, tidak. Pasti banyak orang di luar sana yang mengalami hal serupa. Siapakah pelakunya? Ya, orang-orang yang tidak bertanggungjawab, yang memanfaatkan kesempatan dan kelihaiannya untuk menipu orang lain.

Terlepas dari niat buruk para pelaku, dari mana sebenarnya nomor WhatsApp teman saya diperoleh? Sepengakuannya, ia tidak sembarang memberinya kepada orang-orang yang tidak dikenal. Dan tidak juga mencantumkan di akun media sosial miliknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline