Lihat ke Halaman Asli

Tuhombowo Wau

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Definisi "Perempuan" dalam KBBI Terlalu Kasar, Kenapa Tidak Direvisi?

Diperbarui: 31 Januari 2021   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Definisi perempuan di sebuah baju kaos | Gambar: Kolase/ Instagram (@asteriska_)

Iseng-iseng buka Instagram, tiba-tiba mata saya tertuju pada dua gambar di Instagram (akun @asteriska_). Gambar yang diunggah pada 28 Januari 2021 itu membuat mata saya terbelalak.

Di gambar, Asteriska tampak mengenakan baju kaos putih yang memapar kalimat "Ganti penjelasan kata 'perempuan' dalam KBBI!". Loh, kenapa? Akhirnya saya membuka slide kedua, dan rupanya di sana tertera alasannya. Definisi "perempuan" terlalu kasar.

Jujur, sekian tahun saya belajar di sekolah, saya baru sadar kalau pengertian kata "perempuan" sekasar itu. Berkonotasi negatif. Dan supaya lebih yakin, saya mencari definisinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online. Dan rupanya benar, demikian adanya.

Definisi perempuan dalam KBBI versi online | Gambar: Tangkapan layar kbbi.web.id

Ya Tuhan, ampuni hamba. Bagaimana mungkin saya dan sebagian orang meneriakkan jargon kesetaraan gender, sementara hal sederhana soal pemaknaan kata terhadapnya luput dari perhatian?

Dan untuk memastikan, jangan-jangan definisi "wanita" lebih baik dibanding "perempuan", saya mencari kembali di KBBI. Hasilnya, ternyata tidak ada bedanya. Sama-sama kasar.

Mengapa untuk menjelaskan arti dari kedua kata ini harus dilekatkan dengan istilah jalang, pelacur, tunasusila, geladak, nakal, jahat, jangak, lecah, simpanan, dan sejenisnya?

Definisi wanita dalam KBBI versi online | Gambar: Tangkapan layar kbbi.web.id

Tidak adakah penjelasan atau istilah yang lebih positif untuk mendefinisikan kata "perempuan" dan "wanita"? Bukankah KBBI sudah masuk edisi kelima, yaitu pada 2016? Mengapa definisi kasar masih dipertahankan?

Ke manakah orang-orang yang jago bahasa? Di manakah campur tangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Komnas Perempuan?

Apa gunanya ada Badan Bahasa Kemendikbud? Mengapa lembaga ini hanya sibuk memadankan istilah asing (passion sama dengan renjana, take away sama dengan bawa pulang, dsb) dan meluruskan ejaan (telpon ke telepon, sirine ke sirene, frustasi ke frustrasi, dsb)?

Tidak bisakah KBBI meniru kamus bahasa asing yang mendefinisikan "perempuan" dan "wanita" agak terhormat? Bukankah Indonesia menjunjung tinggi tata krama dalam berbahasa? Sila bandingkan dengan definisi female dan woman seperti tertera pada dua gambar berikut:

Definisi female | Gambar: Tangkapan layar dictionary.cambridge.org

Definisi woman | Gambar: Tangkapan layar dictionary.cambridge.org

Sadarkah penyusun kata dan penerbit kamus bahwa definisi buruk terhadap "perempuan" dan "wanita" itu menjadi milik semua orang di segala usia? Bagaimana bisa anak-anak sekolah usia dini dibiarkan mendapat pemahaman melenceng?
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline