Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat sudah dilaksanakan sejak Selasa, 3 November 2020. Artinya sudah berlangsung 2 (dua) hari.
Proses penghitungan suara untuk mendapatkan angka dukungan electoral college tengah berjalan, di mana mayoritas negara bagian sudah menyelesaikannya.
Tinggal beberapa negara bagian saja yang belum, mengingat jumlah suara yang begitu banyak dan pengirimannya lewat pos. Penyelenggara terus bekerja untuk menggenapi seluruh proses.
Meski penghitungan suara dan electoral college belum diperoleh angka pastinya, ternyata masing-masing kubu sudah dini mengumumkan klaim kemenangan, baik kubu Trump-Pence maupun Biden-Harris.
Mengenyampingkan klaim kedua kubu, siapakah kira-kira pemenang Pilpres AS 2020 berdasarkan perkembangan data? Untuk sementara, pasangan Biden-Harris. Perolehan electoral college mereka unggul puluhan angka dibanding Trump-Pence.
Memang masih menunggu hasil suara tambahan, tapi yang jelas Biden-Harris punya harapan meraih electoral college sebanyak 270, angka minimal untuk melenggang ke gedung putih.
Akankah Pilpres 2020 AS mencatatkan hasil keterpilihan presiden ke-46 (presiden baru, dalam hal ini Biden) atau tetap yang ke-45 (Trump menang dan terpilih untuk kedua kalinya)?
Jika hasilnya Biden-Harris menang, maka patut terungkap ucapan "Bye-bye, Trump-Pence". Namun bila sebaliknya, notifikasi harus muncul "Ma'af, Biden-Harris. Sila coba lagi di kesempatan lain".
Proses masih akan terus dinanti hasilnya. Mari tunggu keputusan mayoritas masyarakat AS dan angka electoral college. Mungkin beberapa hari ke depan baru bisa ditetapkan pemenangnya.
Walaupun Trump sudah ngomel-ngomel dan melayangkan tuduhan adanya penipuan di Pilpres AS, lalu diinisiasi untuk dibawa ke meja Mahkamah Agung, di mana mungkin gelisah dengan hasil yang dirinya dan Pence dapat sementara waktu, biarlah hal itu terjadi.
Sebab bukan ocehan dan gertakan Trump yang menentukan hasil akhir, melainkan keputusan warga AS dan kejujuran penyelenggara pemilu.