Lihat ke Halaman Asli

Tuhombowo Wau

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Muhadjir Effendy, Sertifikasi Pranikah, dan Nikah "Beda Nasib"

Diperbarui: 5 Agustus 2020   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy | Gambar: KOMPAS.com/ Kristianto Purnomo

Adakah di antara Anda yang belum mengenal Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy? Seandainya ada, berikut informasi singkat tentang beliau. Beliau saat ini sedang menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK RI) untuk periode 2019-2024.

Sebelum memimpin Kemenko PMK RI, Muhadjir sempat juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016-2019) menggantikan Anies Baswedan, serta pernah menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama 3 (tiga) periode berturut-turut (2000-2016).

Itulah informasi singkat mengenai Muhadjir. Untuk mengetahui profil lengkap beliau, sila cari di berbagai sumber, atau klik tautan ini (Profil Muhadjir Effendy). Di sana akan Anda temukan informasi lebih lanjut tentang beliau.

Naik jabatan dari Mendikbud ke Menko PMK tentu sebuah capaian luar biasa bagi seorang Muhadjir. Jika sebelumnya hanya mengurusi satu kementerian (Kemendikbud), sekarang beliau harus mengarahkan dan mengoordinasi sebanyak 8 (delapan) kementerian.

Ada pun daftar kementerian yang harus diarahkan dan dikoordinasi oleh Muhadjir yakni Kementerian Agama; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Kementerian Kesehatan; Kementerian Sosial; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Ditunjuknya Muhadjir menjadi Menko PMK merupakan wujud hak prerogatif dan hasil permenungan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Beliau mungkin dinilai masih pantas berada di kabinet pemerintahan dan cukup cakap untuk diberi tanggungjawab yang lebih besar.

Kesampingkan rekam jejaknya semasa di Kemendikbud. Sebagian dari Anda pasti mau mengingat kembali program Belajar Sehari Penuh di Sekolah yang sempat Muhadjir gagas. Tidak perlu ungkit hal itu. Program tersebut berhasil gagal karena batal diwujudkan. Fokus pada tanggungjawab beliau saat ini saja.

Program apa yang sudah dilakukan Muhadjir di Kemenko PMK setelah sekian bulan? Setidaknya ada 2 (dua) hal yang diperjuangkan beliau dan sedang menarik perhatian publik, yaitu program bimbingan pranikah dan pengentasan kemiskinan. Apakah saling berkaitan?

Baru beberapa hari dilantik sebagai Menko PMK, tepatnya pada November 2019, Muhadjir mewacanakan yang namanya sertifikasi pranikah. Ya, beliau menginisiasi semacam kursus selama 3 (tiga) bulan bagi pasangan calon suami-istri.

Lewat kursus kilat, pasangan calon suami-istri akan dibekali sejumlah pengetahuan, diberi sertifikat "layak nikah" (jika dinyatakan lulus) dan kemudian diharapkan mampu membangun rumah tangga ideal.

Kapan kursus yang sedianya dikolaborasikan bersama Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan tersebut diwujudkan? Belum ada kabar terbaru lagi tentang hal itu. Dulu direncanakan bakal dimulai tahun ini. Tapi entah mengapa, sudah mau akhir tahun malah menghilang bak ditelan bumi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline