Lihat ke Halaman Asli

Tuhombowo Wau

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Instalasi Gabion Dibongkar, Sebaiknya Tidak Dipasang Lagi

Diperbarui: 25 Desember 2019   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instalasi Gabion di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibongkar | Gambar: liputan6.com

Salah satu hiasan yang belum lama dipasang di jantung ibu kota, tepatnya di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia (HI) diputuskan dibongkar oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

Hiasan tersebut yakni instalasi batu bronjong atau Gabion, pengganti instalasi bambu Getah-getih yang pernah terpasang kurang lebih 11 bulan di lokasi yang sama.

Kalau dulu Getah-getih hasil karya seniman Joko Avianto yang menelan biaya Rp 550 juta dibongkar pada Rabu, 17 Juli 2019, kini Gabion seharga Rp 150 juta rancangan Dinas Kehutanan DKI Jakarta dibongkar pada Minggu, 23 Desember 2019. Artinya terhitung sejak terpasang pada Selasa, 20 Agustus 2019, Gabion baru genap berusia 4 bulan.

Sekadar mengingatkan, Gabion yang sempat menuai polemik itu sebenarnya terdiri dari 3 pilar tumpukan batu bronjong dengan ukuran tinggi berbeda-beda. 

Ada yang 2 meter, 1,8 meter dan 1,5 meter. Di atas masing-masing pilar ditanami dedaunan dan bunga warna-warni. Sedangkan di bagian dasar diletakkan bebatuan besar serta ditanami pula bougenville, lolipop, lidah mertua, alang-alang dan jenis tumbuhan lain.

Alasan pembongkaran Gabion diungkap oleh Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Suzi Marsita. Menurut keterangan Suzi, pembongkaran dilakukan dalam rangka mendukung persiapan pesta pergantian tahun, dari 2019 ke 2020, di mana lokasi panggung utama acara tepat di posisi berdirinya Gabion. Suzi juga mengatakan, pembongkaran berlaku sementara sebab usai acara akan dipasang lagi.

"Iya sementara (dibongkar) karena lokasi akan digunakan untuk acara dalam menyambut Tahun Baru 2020 bersama warga Jakarta. Setelah itu akan dipasang kembali," tutur Suzi, Senin (24/12/2019).

Instalasi Gabion sebelum dibongkar | Gambar: bisnis.com

Meski disebutkan bersifat sementara dan diperuntukkan bagi warga, sebagian pihak menilai pembongkaran tidak tepat. Sebab seharusnya panggung utama bisa diposisikan di lokasi lain sehingga Gabion tidak terganggu dan terkesan upaya penghambur-hamburan uang. Dapat dipahami, selain dana persiapan pesta tahun baru, pemasangan kembali Gabion bakal membutuhkan biaya tambahan.

Katakanlah bahwa batu bronjong yang kian ada akan tetap digunakan, lalu bagaimana dengan biaya lain misalnya upah pekerja yang bertugas memasang, mengganti kawat-kawat yang sudah berkarat, membeli berbagai macam tanaman baru, dan seterusnya? Bukankah di situ letak penghambur-hamburan uang yang dimaksud?

Maka dari itu, penulis mengusulkan, usai pesta tahun baru, sebaiknya tidak dipasang instalasi yang sama. Gabion terlalu "jelek" ditempatkan di lokasi sekelas Bundaran HI. Kalau mau, bentuk dan bahannya yang lebih bagus supaya tidak kalah dibanding Patung Selamat Datang. Dan sekali lagi harus permanen, bukan dibuat untuk bongkar-pasang.

Saran hiasan baru itu umpamanya dalam bentuk patung, entah pahlawan atau pun patung gubernur pertama DKI Jakarta (Soewirjo atau Soemarno Sosroatmodjo), atau jenis hiasan unik lain khas Jakarta. Namun sebenarnya, alangkah baiknya bila tidak dipasang instalasi baru sama sekali, karena Patung Selamat Datang sudah cukup untuk jadi tempat narsis warga. Lokasi dan patung itu tinggal dipoles saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline