Lihat ke Halaman Asli

Tuhombowo Wau

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Hindari 5 Hal Berikut Saat Mewawancarai Calon Karyawan

Diperbarui: 11 Oktober 2019   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Wawancara | Gambar: Cleverism.com

Salah satu metode umum yang digunakan ketika merekrut calon (kandidat) karyawan adalah wawancara (interview). Metode ini dipilih karena mudah dilakukan, cukup berbekal kemampuan komunikasi lisan serta keterampilan menggali informasi melalui pertanyaan, tanpa harus memiliki latar belakang ilmu tertentu.

Namun implementasi metode wawancara seringkali tidak dilandasi dengan struktur pertanyaan yang terarah, yang mestinya dipersiapkan dengan baik oleh orang yang diberi tugas melakukan wawancara. 

Akibatnya, apa yang dilakukan kadang-kadang tidak lebih dari sekadar pembicaraan biasa, di mana hasil akhirnya berupa informasi dangkal, kurang bermanfaat, atau bahkan mungkin kontradiktif. Kalau sudah demikian, maka kesimpulan yang bisa ditarik pun tentu tidak akan bermakna signifikan atau tidak tepat.

Bayangkan saja jika seorang dokter mewawancarai Anda dengan mengajukan pertanyaan baku "Apa yang Anda rasakan?" dan "Sudah berapa lama sakitnya?", lalu segera menulis resep untuk Anda. Apakah Anda yakin resep itu manjur untuk mengobati penyakit Anda?

Atau, bayangkan juga ketika Anda mewawancarai anak Anda dengan menanyakan, "Bagaimana kabar kamu hari ini? Apa yang kamu alami di sekolah?", dan anak Anda menjawab, "Baik. Tidak ada apa-apa di sekolah tadi, semuanya biasa saja". Apa yang bisa Anda simpulkan dari jawaban tersebut?

Proses wawancara seperti itu kiranya tidak boleh terjadi dalam seleksi karyawan. Ingat apa yang pernah dikatakan oleh Claudio Fernandez Araoz bahwa wawancara seleksi pada dasarnya merupakan "percakapan antara dua pembohong".

Pertanyaan-pertanyaan yang Anda ajukan harus terstruktur dan terarah pada apa yang hendak digali. Jika tidak, wawancara tidak akan menghasilkan informasi yang akurat, yang bisa membantu Anda menemukan kandidat yang tepat.

Oleh sebab itu, di samping tidak membiasakan menyampaikan pertanyaan baku, berikut hal-hal lain yang sebaiknya Anda hindari saat melakukan wawancara, supaya informasi yang Anda dapatkan lebih objektif dan tidak mengambang.

Pertama, hindari "mengagungkan" kesan pertama. Dalam setiap pertemuan, adalah wajar jika Anda langsung membuat penilaian awal tentang orang yang Anda wawancarai. Akan tetapi, perlu Anda ketahui, kecenderungan ini tentu bisa membelokkan hasil wawancara jika Anda tidak berupaya mencari informasi berikutnya yang jauh lebih penting dibanding "pandangan pertama".

Kedua, tetapkan kualifikasi yang dipersyaratkan. Jika Anda melakukan wawancara tanpa mengetahui apa standarnya, atau Anda salah mengerti kualifikasi apa yang sesungguhnya dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan yang sedang diuji, wawancara Anda tidak akan menghasilkan kandidat yang tepat.

Ibarat menembak sasaran, saat peluru Anda berhasil menembus titik tengah sekalipun, tembakan Anda tidak bisa dianggap tepat karena yang Anda tembak bukan lingkaran sasaran yang diharapkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline