Lihat ke Halaman Asli

Tuhombowo Wau

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Jokowi Tidak Perlu Rekrut Milenial "Tukang Debat" Jadi Menteri

Diperbarui: 23 Agustus 2019   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo | tribunnews.com

Saya heran, mengapa kita itu masih terlalu menganggungkan kemampuan berbicara seseorang sebagai syarat untuk jadi pemimpin atau pelayan masyarakat.

Padahal kalau kita lihat, tidak sedikit orang yang cakap 'ngomong' tapi sebenarnya tidak bisa melakukan apa-apa. 

Sila Anda cari, siapa saja pemimpin atau pelayan masyarakat yang hanya pintar berkata-kata namun kinerjanya jauh dari harapan.

Kembali ke judul tulisan, cukupkah pintar 'ngomong' atau jago berdebat sebagai modal untuk bisa jadi menteri?

Perlukah Presiden Jokowi merekrut kaum muda yang hanya punya modal seperti itu?

Coba Anda perhatikan, terutama di media televisi, ada banyak terekspos kaum muda yang mahir bicara tentang politik, ekonomi, hukum dan sebagainya, meskipun sama sekali belum pernah merasakan "asinnya garam".

Mereka bicara seolah-olah pernah mengalami (sesuatu) dan 'ngotot' seakan paling benar.

Makanya saya kurang setuju jika ada media atau penulis yang mengangkat nama seseorang biar dilirik jadi calon menteri (muda). 

Sedangkan di luar sana sesungguhnya banyak kaum muda terpelajar, terdidik, "berpengalaman" atau profesional (tidak asal ngomong) dan lain-lain namun luput dari liputan. Karena memang mereka tidak mau cari sensasi.

Apa sih kriteria calon menteri muda yang disampaikan Presiden Jokowi? Kalau tidak salah, beliau pernah mengungkapkan bahwa di antaranya memiliki kemampuan manajerial yang kuat, fleksibel (adaptif) terhadap perkembangan zaman, melek teknologi, mampu menjadi eksekutor yang baik, dan seterusnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline