Sepertinya Partai Gerindra mulai buka-bukaan tentang kondisi yang mereka hadapi sepanjang perhelatan Pilpres 2019. Sikap partai di bawah pimpinan Prabowo Subianto tersebut makin lama makin berubah.
Perubahan sikap Gerindra yang saya maksud adalah salah satunya ingin terbuka tadi, kemudian merenggangnya hubungan mereka dengan partai-partai anggota koalisi pendukung pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandiaga.
Pasca bubarnya koalisi Prabowo-Sandiaga, Gerindra seakan menarik diri dari partai-partai sekoalisi. Mereka tidak ingin lagi saling berkomunikasi, walaupun sebenarnya silang pendapat di antara mereka sudah berlangsung setelah pengumuman hasil Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sikap Gerindra yang berubah menajam usai pertemuan antara Jokowi dan Prabowo pada 13 Juli lalu. Gerindra sudah menampakkan gerak-gerik ingin merapat ke kubu Jokowi. Terbaca dari pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh beberapa kadernya.
Dan menajam lagi setelah Prabowo bertemu Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, selanjutnya juga usai Prabowo menghadiri Sidang Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Bali, Kamis, 8 Agustus 2019.
Bahkan ada kabar bahwa Gerindra saat ini tengah menggodok beberapa program yang akan disodorkan kepada Jokowi untuk dipertimbangkan. Mewakili Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad yang merupakan wakil ketua umum mengaku jika penggodokkan program itu adalah permintaan Jokowi sendiri.
Sufmi mengatakan, bila akhirnya Jokowi menyetujui program yang disodorkan Gerindra, maka artinya partai bakal segera mempersiapkan beberapa kader yang akan menanganinya di kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin periode untuk periode 2019-2024.
"Kalau konsepnya diterima, baru kita lihat siapa saja kader yang cocok untuk membantu Presiden Jokowi di pemerintahanya," ujar Dasco di acara diskusi bersama sebuah lembaga survei di Jakarta (9/8/2019).
Ya mudah-mudahan saja betul permintaan Jokowi, diterima, dan pada akhirnya Gerindra bergabung di kabinet.
Namun ternyata bukan cuma tentang penggodokkan program yang dipaparkan Dasco, ada juga hal lain yang ikut diungkap, yang menurut saya seperti membongkar rahasia (jika tidak mau disebut aib) koalisi mereka di Pilpres 2019. Apa itu?
Dasco mengaku ada sekelompok "penumpang gelap" yang setelah Pilpres 2019 sering menyudutkan Gerindra dan Prabowo. Kelompok tersebut berusaha menghasut Prabowo supaya mengorbankan para pendukungnya (ulama dan 'emak-emak') demi menciptakan kerusuhan.