Menjadi seperti apa dan bagaimana merupakan hak setiap orang, yang tidak boleh dicampuri secara paksa oleh pihak mana pun. Hak tersebut tak terkecuali dimiliki pula oleh Kaesang Pangarep, putera Presiden Joko Widodo.
Tulisan ini tidak bermaksud mencampuri pilihan hidup Kaesang, terutama menyangkut karir masa depannya kelak, namun tidak salah juga bila dijadikan bahan pertimbangan olehnya untuk kukuh menekuni profesinya saat ini, dan tidak terpengaruh ajakan-ajakan yang tampaknya lebih populis dari luar sana.
Jokowi adalah seorang presiden, dan bukan berarti pilihan pengabdian beliau wajib diteruskan atau ditiru persis oleh anak-anaknya.
Fakta menunjukkan bahwa hingga saat ini tak ada seorang pun anak Jokowi yang tertarik di dunia politik. Mereka bahkan mengaku demikian.
Jangankan aktif di politik praktis, membantu ayah mereka di saat kampanye pun tidak dilakukan. Betul, mereka benar-benar lebih memilih mengurus bisnis masing-masing.
Apakah mereka tidak mengerti politik? Pasti mengerti, 'wong' tiap waktu mereka berinteraksi dengan orang-orang politik, atau minimal menyaksikan langsung aktivitas rutin ayah mereka di bidang birokrasi dan pemerintahan.
Ingat, Jokowi menjabat walikota dua periode, gubernur satu periode, dan presiden akan dua periode.
Jadi sangat tidak mungkin anak-anak Jokowi dianggap tidak paham yang namanya politik. Mereka paham secara otodidak.
Pertanyaanya, kok sampai belasan tahun hidup diwarnai politik tapi tak satu pun di antara anak-anak Jokowi mau menjadi seorang politisi?
Apakah artinya mereka apatis atau barangkali muak dengan hal-hal berbau politik?
Sepertinya tidak demikian, buktinya mereka nyaman-nyaman saja menikmati hidup sehari-hari. Mereka juga tetap memberi keleluasaan kepada ayah mereka untuk mengabdi sebagai birokrat dan politisi.