Mulai hari ini (14/4/2019), masa tenang resmi dimulai jelang tiga hari sebelum Pemilu 2019. Semua pihak diharapkan menghentikan segala bentuk kegiatan kampanye, serta berbagai alat peraga yang digunakan di lapangan dicopot dan dibersihkan.
Tiga hari lagi Indonesia bakal memilih pemimpinnya, nakhoda yang akan mengendalikan bahtera negeri untuk periode 2019-2024 ke labuhan impian. Di tangan pemimpin terpilih (presiden dan wakil presiden), masa depan dan arah pembangunan Indonesia diraih dan diteruskan.
Semoga pada hari pencoblosan, seluruh warga yang mempunyai hak pilih siap berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menyalurkan suaranya. Diharapkan pula tidak ada yang golput, karena selain sebagai hak, terlibat aktif menyukseskan pemilu merupakan kewajiban setiap warga negara.
Tentu semua warga pemilik hak pilih sudah mantap dengan pilihannya masing-masing, kepada pasangan dan individu (Pipres dan Pileg) mana suara mereka akan diberikan. Itu adalah hak bebas dan penuh warga, tanpa pengaruh paksaan maupun tekanan, karena sudah dijamin oleh konstitusi.
Sedikit mengulas tentang kriteria ideal yang patut dipertimbangkan oleh pengguna hak pilih dan juga wajib dimiliki oleh para calon yang akan dipilih. Supaya lebih ringkas, kita fokus pada Pilpres saja, memilih pemimpin negara.
Jika diuraikan panjang-labar, maka kriteria yang dimaksud sangat banyak. Sepertinya tidak cukup waktu bagi kita untuk membicarakan atau pun menuliskan semuanya. Bahkan bila uraiannya diperdalam, maka kita akan semakin sampai pada pembahasan kriteria pemimpin sempurna, bukan lagi yang ideal. Ingat, ideal dan sempurna itu berbeda. Ideal bermakna wajar dan realistis, sedangkan sempurna lebih kepada tercapainya kepenuhan seluruh kriteria.
Adakah pemimpin sempurna? Tidak ada. Yang sempurna hanyalah Tuhan, Sang Pencipta. Dan oleh karena pemimpin yang akan dipilih adalah manusia, maka sisi lemah pasti selalu ada.
Lalu apa sesungguhnya kriteria ideal yang dimaksud?
Pemimpin bukanlah penguasa, namun pelayan. Seorang pemimpin merupakan pengayom, pembimbing, pengarah dan penyemangat seluruh para pengikutnya. Pemimpin Indonesia ke depan wajib menjadi teladan yang baik bagi seluruh warga. Tanpa keteladanan, seseorang tidak layak disebut sebagai pemimpin.
Pada hari ini, Gereja sedunia merayakan Hari Minggu Palma, sebuah perayaan untuk mengenang kisah Yesus ribuan tahun lalu, di mana pada waktu itu Dia disiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan bangsa-Nya yang sedang tercerai-berai dan bahkan terjajah.