Lihat ke Halaman Asli

Tugu PalPutih

Kelompok 1 Mahasiswa Inbound UAD

Kebhinekaan 5 Kelompok 1 Tugu Pal Putih: Inspirasi Sekolah Air Banyu Bening dan Menelusuri Cepuri Parangkusumo dan Gumuk Pasir Parangtritis

Diperbarui: 2 Juni 2024   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah Air Banyu bening

Kelas Inspirasi

Pantai Parangtritis

Pada tanggal 4 Mei 2024, kami kelompok mahasiswa inbound PMM dari kelompok 1 Tugu Pal Putih, melakukan perjalanan pertama di Sekolah Banyu Bening di Sleman, Yogyakarta. Di sekolah ini, kami tidak hanya belajar tentang mata pelajaran akademik, tetapi juga diberi kesempatan untuk memahami pentingnya pengelolaan air hujan dan manfaatnya bagi lingkungan. Dalam sesi pengajaran yang penuh semangat, kami diajarkan tentang teknik-teknik pengumpulan air hujan dan cara memanfaatkannya secara efisien dalam kehidupan sehari-hari.Kegiatan kali ini memiliki makna tersendiri bagi Rezky Nur Sya'ban, mahasiswa asal Universitas Mulawarman. "Saya sangat senang sekali dengan kegiatan sekolah air hujan ini, karena berhasil membuat saya merubah pola pikir saya yang awalnya berpikir jika air hujan itu kotor dan tidak layak konsumsi ternyata adalah air yang sangat baik untuk di konsumsi jika tau cara pengelolaannya, kami juga mendapatkan pembelajaran tentang bagaimana cara mengelola air hujan agar air hujan tersebut dapat di konsumsi oleh masyarakat," ucapnya. Pengajaran ini tidak hanya memberi kami pengetahuan praktis, tetapi juga memicu kesadaran kami akan pentingnya menjaga lingkungan.Setelah sesi pengajaran selesai, kami bersiap untuk perjalanan kedua kami. Destinasi pertama adalah Cepuri Parang Kusumo. Dengan semangat petualangan yang membara, kami berangkat menuju pantai ini yang terkenal dengan keindahan alamnya. Tiba di sana, kami segera terpesona oleh pesona pantai yang memukau. Beberapa dari kami memilih untuk berjalan-jalan di sepanjang pantai, sementara yang lain memilih untuk berselfie ria dengan keindahan pantai tersebut. Keindahan alam yang menakjubkan membuat kami merasa terhubung dengan alam dan menenangkan pikiran. Disana juga kami menyaksikan secara lansung tradisi Labuhan Pura Paku Alaman. Dimana para pemangku adat dan warga setempat yang berpartisipasi dalam upacara tradisional dengan penuh khidmat dan kekaguman. Suasana sakral dan tradisional yang memenuhi udara membuat kami merasa terhubung dengan budaya dan sejarah yang kaya di Yogyakarta.Namun, petualangan kami belum berakhir. Kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Parangtritis yang berseblahan dengan Pantai Parangkusumo. Disana kami asyik bermain air dan menyaksikan pesona langit sore yang menawan kala itu.Saat hari mulai gelap, kami kembali ke bus dengan hati yang penuh dengan pengalaman dan pengetahuan yang berharga. Walaupun perjalanan kali ini melelahkan namun memberikan memori yang membekas di ingatan kami, seperti yang disampaikan oleh Salsabila Azzahra Pane, mahasiswi asal Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. "Perjalanan kebhinekaan hari ini yaitu mengunjungi cepuri parangkusumo dan gumuk pasir parangtritis. Perjalanan kali ini sangat menyenangkan sekaligus melelahkan, namun walaupun lelah tapi kami semua sangat senang bisa mendapatkan pengetahuan baru sekaligus menikmati suasana pantai bersama. Kami juga berkesempatan melihat langsung proses upacara Labuhan Pura Pakualaman yang menambah kekaguman kami terhadap budaya yang ada di Indonesia khususnya Yogyakarta. Setelah melihat langsung proses upacara Labuhan Pura Pakualaman, kami menikmati deburan suara ombak dan menikmati sunset bersama."Lalu Maya Auliani, mahasiswi asal UMN Al Washliyah Medan, juga ikut membagikan kesan yang ia rasakan selama kegiatan ini. "Diskusi yang kami adakan di Sekolah Air Banyu Bening menggugah kesadaran saya tentang urgensi pelestarian lingkungan. Kami membahas tentang pentingnya menjaga kualitas air dan bagaimana cara menampung dan mengolah air hujan menjadi layak komsumsi untuk masyarakat. Serta Pengalaman yang saya dapatkan dari kunjungan ke Cepuri Parangkusumo dan Gumuk Pasir Parangtritis sangat mengesankan, dan Partisipasi dalam upacara Labuan Pura Pakualaman di Pantai Parangkusumo memberikan saya pengalaman spiritual yang mendalam. Suasana tenang dan khidmat selama upacara mengingatkan saya akan pentingnya menghormati budaya dan tradisi setiap komunitas. Saya merasa terhubung dengan warisan budaya yang kaya dan merasa bertanggung jawab untuk melestarikannya."

Perjalanan kali ini membawa kami pada petualangan yang memperluas wawasan kami tentang budaya, lingkungan, dan keindahan alam Yogyakarta. Kami merasa bersyukur atas kesempatan ini dan tidak sabar untuk menjelajahi lebih banyak tempat di masa mendatang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline