Mayoritas proses pembelajaran yang terjadi di sekolah dasar di satu sisi masih didominasi oleh peran guru yang berdampak negatif pada sisi yang lain, yaitu kurangnya partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi itu salah satunya disebabkan oleh kurang variatifnya strategiserta metode yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Proses pembelajaran terutama sekolah dasar lebih sering dilakukan secara pasif, yaitu guru menjelaskan materi dan peserta didik hanya duduk mendengarkan, mencatat dan menghafal atau sering kita dengan dengan istilah teacher centered yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Padahal pendekatan belajar aktif telah dirintis secara serius oleh Balitbang Depdiknas sejak tahun 1979 dengan proyek yang dikenal sebagai Proyek Supevisi dan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Hasilnya kemudian direplikasikan di sejumlah daerah dimulai pada tingkat sekolah dasar sehingga secara bertahap diintergrasikan ke dalam Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, KBK 2004 dan KTSP hingga Kurikulum 2013.
Memang, dalam kurikulum 2013 sudah di rancang sedemikian rupa agar pembelajaran berpusat pada siswa (student centered) namun kenyataan yang terjadi pada saat penerapan di lapangan masih jauh dari harapan yaitu belum terlaksananya pengaplikasian Kurikulum 2013 secara serentak di seluruh sekolah-sekolah. Oleh sebab itu, mau tidak mau guru harus berperan penuh dalam menciptakan kelas yang kondusif, aktif dan menyenangkan agar siswa termotivasi dalam belajar.Salah satu strategi pembelajaran yang bisa diterapkan guru dalam proses pembelajaran yaitu strategi pembelajaran Learning by Doing, dengan strategi ini para peserta didik dapat menjadi lebih termotivasi untuk belajar, disebabkan strategi ini dituntut agar peserta didik langsung yang melakukan proses pembelajaran sehingga lebih cepat memahami makna yang dipelajarinya. Karena pada dasarnya anak usia Sekolah Dasar masih dalam lingkup bermain, jadi pembelajaran pun harus diciptakan secara menyenangkan sehingga peserta didik dapat termotivasi dan menikmati setiap aktivitas pembelajaran yang dilakukannya (Hamzah, 2017).
Motivasi belajar siswa juga dapat ditingkatkan dengan menciptakan materi pembelajaran yang menarik. Motivasi erat kaitannya dengan perasaan, minat, dan kebutuhan siswa. Motivasi intrinsik yang berarti rasa ingin tahu, inisiatif, dan sikap mandiri siswa dapat menjadi dasar bagi guru untuk menentukan pola motivasi ekstrinsik agar tujuan pembelajaran efektif. Dengan demikian, ini mengandaikan partisipasi intelektual-emosional siswa dalam proses pengajaran interaktif. Guru diharapkan memantau motivasi dengan melakukan aktivitas siswa, yaitu. melalui pembelajaran.
Sebagaimana dikutip Dimyati dan Mudjiono dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Edga Dale berpendapat bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.3Dimyati dan Mudjiono juga mengutip pendapat John Dewey yang mengemukakan Learning By Doing adalah belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung yang dilakukan langsung oleh siswa secara aktif baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah. Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator (Sinar, 2015).
Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi pembelajaran aktif adalah pendekatan pendidikan yang meningkatkan partisipasi dan aktifitas siswa sebanyak mungkin sehingga siswa dapat mengubah perilakunya secara efektif dan efisien dalam rutinitas harian mereka (Husniyatus, 2020).
Urgensi Penerapan Pembelajaran Aktif
- Murid akan lebih mengingat materi jika diberi kesempatan untuk membaca, mendengar, melihat, mempraktekkan, dan mendiskusikannya.
- Kegiatan belajar yang aktif bisa menangkal sesi pembelajaran menjadi konstan.
- Pembelajaran aktif bisa menyatukan materi atau pengetahuan lama dan baru.Pembelajaran aktif melibatkan siswa yang memiliki kemahiran berfikir level besar.
- Kegiatan mandiri memberi siswa kesempatan untuk menggunakan gaya belajar mereka sendiri.
- Pembelajaran aktif dapat meningkatkan kemandirian dan keterampilan sosial siswa karena memerlukan tanggung jawab individu maupun kerjasama yang tinggi.
- Pembelajaran aktif membantu murid berintaraksi antara pengajar dan murid, sehingga meningkatkan keterampilan komunikasi mereka.
- Kesertaan anak yang panjang dalam pembelajaran meningkatkan minat serta motivasi murid untuk belajar (Made, 2019).
Macam-Macam Strategi Pembelajaran Aktif
- Studi Kasus Buatan Mahasiswa (Student Case Studies)
- Strategi Pembelajaran Ekspotori
- Strategi Pembelajaran Kooperatif
- Diskusi Panel
- Mencari
- Jigsaw (Model Tim Ahli)
- Saling Tukar Pengetahuan (Active Knowledge Sharing)
- Strategi Pembelajaran Inquiry (Yamin, 2018).
Model Pembelajaran Learning by Doing
Sebelum membahas lebih dalam mengenai learning by doing ada beberapa pendapat tentang pengertian belajar,diantaranya, Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam Psikologi Pendidikan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman berulang-ulang dalam situasi tersebut, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya) (Ngalim, 2022).