Lihat ke Halaman Asli

Tuffahati Ullayyah Bachtiar

Mahasiswa S1 Antropologi Universitas Airlangga

Pengabdian Masyarakat Sekaligus Ciptakan Karya Ramah Lingkungan, Mahasiswa KKN Unair Gandeng Karang Taruna Sulap Sampah Plastik jadi Kursi dan Meja

Diperbarui: 3 Agustus 2024   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen pribadi

Kelompok Banjar Sugihan II, Belajar Bersama Komunitas Gelombang 4, Universitas Airlangga menyelenggarakan program kerja Ecobricks yang bertujuan untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan melalui program pengolahan sampah plastik. Di tengah peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan lingkungan, muncul sebuah inovasi sederhana yang dapat memberikan dampak besar dalam pengurangan sampah plastik, yakni ecobricks. Kelompok KKN Bansu II menciptakan kursi dan meja dari limbah plastik domestik dengan konsep ecobricks.  

Mahasiswa menggandeng kelompok Karang Taruna yang menaungi daerah tersebut. "Kami rasa perlu untuk menggandeng elemen masyarakat yang berusia produktif, dalam hal ini Karang Taruna, supaya transfer ilmu nya dapat, dan mereka bisa secara mandiri memerdekakan lingkungan sekitar dari problematika sampah plastik" ujar Haaniya, selaku mahasiswa pelaksana kegiatan. Adapun bahan baku yang digunakan adalah limbah botol plastik berukuran 1500 ml, sampah plastik kemasan, lakban, spons, kardus, dan kain "Prosesnya terbilang sederhana, kami menyiapkan sekitar 60 botol plastik bekas, sampah kemasan plastik kurang lebih 20 kg, lakban, dan menjahit kain yang digunakan sebagai lapisan terluar meja dan kursi. botol plastik dan sampah kemasan harus dicuci bersih, kemudian dikeringkan. Langkah berikutnya sampah kemasan dimasukkan ke dalam botol plastik hingga padat dan penuh. Kemudian botol yang telah terisi penuh disusun berbentuk kubus untuk meja, dan tabung untuk kursi. Untuk meja sendiri membutuhkan kurang lebih 35 botol, kemudian di atasnya dipasang kardus sebagai tatakan meja. Kalau kursi nya membutuhkan kurang lebih 25 botol yang disusun melingkar, di atasnya dipasang spons supaya duduknya nyaman" keterangan Tuffahati selaku mahasiswa pelaksana kegiatan. Adapun setelah produk meja dan kursi ecobricks telah disempurnakan menurut Kalki, seorang mahasiswa lainnya, kursi tersebut sangat nyaman, dan meja tersebut tergolong kokoh. Produk ecobricks tersebut telah dipamerkan di Kecamatan Tandes dan mendapat respon yang sangat baik dari pengunjung. Produk tersebut saat ini telah diserahkan pada pengurus RW. 04 Banjar Sugihan.

Sumber : Dokumen pribadi

Keunggulan utama dari ecobricks adalah kemampuannya untuk mengurangi jumlah plastik yang masuk ke lingkungan, terutama lautan. Dengan menciptakan bata-bata ini, masyarakat tidak hanya mengurangi volume sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik, tetapi juga memanfaatkannya kembali untuk keperluan konstruksi. Meskipun solusi ini memiliki manfaat besar dalam mengurangi dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan, tetap dibutuhkan peran pemerintah untuk terjun langsung ke masyarakat menyosialisasikan perihal  manajemen sampah yang lebih baik serta edukasi mengenai cara yang tepat untuk menghasilkan ecobricks yang berkualitas dan aman bagi lingkungan. Dengan adanya inovasi seperti ecobricks, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu mengurangi jejak karbon serta dampak negatif lainnya dari limbah plastik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline