[caption caption="Syahrizaldy bersama juniornya mengangkat piala kebanggaan. (Dokpri)"][/caption]Lemahnya perhatian pengurus PB. PABBSI terhadap atlet binaraga tak menyurutkan langkah Syafrizaldi dan 11 juniornya untuk berlaga di ajang Kejuaraan Dunia Binaraga (WBPF) pada tanggal 24-30 November 2015 di Bangkok, Thailand beberapa hari lalu.
Terbukti semangat mengharumkan nama besar tanah air mampu menghantarkan Syafrizaldi meraih medali emas pada kelas master sekaligus mengumandangkan lagu Indonesia Raya pada ajang kejuaraan tersebut. Selain medali emas Syafrizaldi memboyong pula medali perunggu pada kelas 75 kg bersama Jefri Waten pada kelas 60 kg.
Hebatnya prestasi ini diraih justru melalui perjuangan berdarah-darah dari 12 atlet binaraga tersebut dengan mengongkosi sendiri seluruh kegiatan menuju kejuaraan WBPF tersebut. Prestasi ini tentu saja harusnya menjadi perhatian PB.PABBSI yang saat ini tengah melangsungkan perombakan kepengurusan untuk memberikan perhatian yang sama kepada tiga cabang yang dibinanya: angkat besi, angkat berat dan binaraga dan tidak hanya fokus pada angkat besi yang selama ini menjadi perhatian utamanya.Karena sejatinya PB.
PABBSI bukan hanya angkat besi, terkecuali namanya berubah menjadi PB. PABSI (Persatuan Angkat Besi Indonesia) belaka.Ungkapan ini tersirat dari pernyataan Indra Kemalsyah Nasution, SH. Manajer TimNas Binaraga di hadapan beberapa blogger kemarin di gedung fX Centre, jln. Sudirman Jakarta (3/11/15).
[caption caption="Kemalsyah Nasution, SH manajer timnas binaraga berbicara di depan jurnalis warga (dokpri)"]
[/caption]
Kemenpora sendiri sebagai kepanjangan tangan pemerintah tentunya harus terus mendorong organisasi-organisasi olah raga yang menaungi cabang olag raga tanah air untuk menjadikan organisasi sebagai ladang pembinaan prestasi atlet, kesejahteraan atlet dan bukan tempat ajang mencari kehidupan pengurusnya, kepentingan politik atau kepentingan pribadi-pribadi pengurus di dalamnya.Karena ketika mental-mental pengurus masih bergelut dengan dirinya jangan pernah berharap prestasi olah raga akan berkibar di asia apalagi dunia.
Pentingnya perubahan mental-mental pengurus dalam induk olah raga tanah air tentu saja sejalan dengan revolusi mental yang digadang-gadang NKRI 1 Joko Widodo. Harapan ini tentu tidak berkebihan mengingat Indonesia sendiri memiliki torehan sejarah sebagai 2 terkuat di Asia dalam segala cabang Olah Raga di era Soekarno. Artinya Indonesia sejatinya memiliki modal atlet yang tak pernah kurang, tinggal bagaimana pola pembinaan yang konsisten di tangan pengurus yang benar-benar mengabdikan dirinya untuk dunia olah raga bukan menjadikan induk organisasi sebagai alas untuk ambisi pribadi atau kelompoknya.
Apa yang diperlihatkan oleh Syafrizaldi dan 11 juniornya dengan memodali sendiri kejuaraan dunia yang diikutinya yang seharusnya menjadi tanggungg jawab PB.PABBSI menunjukkan bagaimana hebatnya atlet Binaraga Indonesia mencoba berjuang demi harumnya Indonesia. Dan mental serta karakter inilah seharusnya merasuk dan muncul di hati para Pengurus PB.PABBSI.
Persoalan minimnya dana tentu saja semua bisa dibicarakan bersama dengan pemerintah dalam hal ini adalah Kemenpora, terbukti menjelang keberangkatan menuju Bangkok dan berita keberangkatan didengar oleh pemerintah, kemenpora segera bergerak cepat dengan mengurusi dana yang menjadi hak atlet tersebut. Lalu apa saja yang dilakukan pengurus PB.PABBSI selama ini?.
[caption caption="Maju terus pantang mundur, binaraga Indonesia (dokpri)"]
[/caption]
Tak surut melangkah dan pantang menyerah.