[caption id="" align="aligncenter" width="335" caption="Suku Himba (gambar: indoculture.files.wordpress.com)"][/caption] Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak suku yang sudah barang tentu memilikikebiasaan yang beragam. Pada skala besar kita tidak dapat membayangkan berapa banyak suku-suku di dunia ini dan sudah tentu beragam pula adat dan kebiasaanya. [caption id="attachment_279516" align="aligncenter" width="300" caption="Suku merah/Himba girl (sumber foto:foter.com) "]
[/caption] Lain Indonesia tentulah lain pula Afrika yang jaraknya sangat jauh dari negara kita Indonesia. Bicara Afrika tidak melulu mengenai Nelson Mandela belaka saja atau keunikan ragam margsatwanya. Suku suku Afrika juga terkenal dengan keunikannya bahkan di mata saya terlihat eksotik. Salah satu suku yang terkenal keunikan dan keeksotikannya adalah suku Himba atau dikenal juga dengan suku merah yang berada di negara Namibia, Afrika. [caption id="" align="aligncenter" width="558" caption="Rambutpun berwarna merah (Sumber foto: obiezyswiat.org)"]
[/caption] Mengapa suku Himba acapkali disebut juga suku merah, ini karena penampilan mereka yang berkulit merah dan tidak hitam gelap layaknya suku Afrika lainnya. [caption id="" align="aligncenter" width="655" caption="Perkampungan suku Himba (suku merah) (sumber foto:www.purves.net) "]
[/caption] Sejatinya mereka berkulit hitam, namun kebiasaan mereka mengolesi tubuhnya dengan campuran lemak mentega dan mineral khusus berwarna merah serta campuran wewangian yang terbuat dari dedaunan semak beraroma wangi membuat suku merah terlihat menyala merah berpadu dengan ikal rambutnya yang berbeda. Selain sebagai tabir surya dan pengusir serangga, krim ini membuat kulit terlihat berkilau kemerahan, symbol dari warna tanah yang kaya dan darah yang merupakan representasi kehidupan. Rambut mereka dikepang kecil dan turut dilapisi campuran mineral hingga kaku dan kecoklatan. Rambut wanita yang sudah menikah disibak ke belakang dan memiliki hiasan kulit bagian atas, sementara kepangan rambut anak perempuan yang menginjak masa puber dibuat menutupi wajah. Sangat indah dan eksotik dipandang mata, terutama gadis-gadisnya. [caption id="" align="aligncenter" width="259" caption="Perkampungan suku merah (sumber foto: encrypted-tbn3.gstatic.com)"][/caption] Suku Himba sendiri terletak di sebelah utara Namibia, Afrika dan hanya berjumlah antara 20.000-50.000 jiwa dan hidup secara semi nomaden, sehingga bentuk rumah mereka pun tidak seperti layaknya suku yang menetap di satu tempat. Suku Himba adalah suku peternak, hewan ternak mereka dibiakkan di tengah desa. Setiap pagi, wanita Himba mengoleskan pewarna merah ke tubuhnya kemudian segera bekerja mengurusi hewan ternak. Barulah setelah itu, kaum prianya menggembalakan ternak-ternak tersebut. [caption id="" align="aligncenter" width="367" caption="Lelaki suku merah. (sumber foto: ih2.redbubble.net)"]
[/caption] Dalam pengaturan kehidupan bermasyarakatnya setiap desa dipimpin oleh tetua pria dan terdiri dari keluarga besar. Pembagian kerja antara pria dan wanita cukup berbeda dari suku lainnya. Selain mengurus para anak kecil, wanita Himba banyak melakukan pekerjaan berat seperti membangun rumah dan mencari kayu. Urusan politik dan hukumlah yang diserahkan pada kaum pria. Keunikan suku Himba lainnya adalah system keturunan yang bilateral demi bertahan hidup dari kondisi alam yang keras. Setiap orang merupakan anggota dari dua klan yaitu klan ibu dan ayahnya, sehingga ada dua pihak yang dapat diandalkan dalam keadaan darurat. Salam kompasiana ------------------------------------------------------------------------------------------------------- Lho...kok ngelantur ke Afrika, konon untuk mencintai negeri sendiri kita juga perlu melihat negeri orang lain. Entahlah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H