Mengejar kereta Rangkas-Jakarta dan shalat Jum'at dalam waktu berdekatan memutuskan saya untuk sholat di masjid yang dekat dengan stasiun. Hal ini saya lakukan agar rencana saya hari itu, Jum'at, 03/10/14 bisa tiba sebelum jam 16.00 wib di kantor Kompasiana bisa berjalan sesuai rencana. Jadwal kereta yang saya simpan dalam foto HP memudahkan saya mengatur waktu.
[caption id="attachment_345917" align="aligncenter" width="336" caption="Jadwal Kereta Rangkas-Jakarta (dokpri)"][/caption]
Pukul 15.15 wib saya tiba di stasiun KA Palmerah, ada jeda waktu panjang untuk mengurus pengambilan kaos Kompasiana yang dihibahkan kepada saya untuk dipakai panitia Qurban di sekolah tempat saya belajar dan mengajar selama ini. Surat proposal permohonan kaos yang saya ajukan, alhamdulillah direspon kang Pepih Nugraha beserta admin hanya dalam tempo satu hari saja dan ini sangat menggembirakan sekaligus membahagiakan saya.
Niat saya memasyarakatkan kompasiana dan mengkompasianakan masyarakat [mudah-mudahan gak ketinggian nih slogan :) ] di kalangan peserta didik selama ini semakin termudahkan dengan kehadiran kaos sebagai bentuk kampanye visual sekaligus berbagi kebahagiaan setelah bergabung di kompasiana selama 15 bulan lamanya.
Sudah lama saya lakukan edukasi menulis ala saya, kepada beberapa peserta didik dalam rangka mencari bakat-bakat terpendam dalam dunia menulis yang berasal dari daerah dengan segala keterbatas informasi serta lingkungan menulis yang minim yang membuat gairah menulis kurang greget adanya.
Menyeragamkan panitia Qurban yang akan dilakukan paska salat idul adha yang jatuh pada hari Ahad, 5/10/14 (berdasarkan kalender Depag) dengan kaos kompasiana adalah bentuk kampanye dadakan yang terlintas begitu saja yang inspirasinya saya dapatkan dari kompasianer lain pada pelaksanaan pemilu kemarin.
Saya bukanlah pakar menulis, namun hanyalah orang yang merasa berbahagia dengan menulis dan ingin selalu berbagi rasa bahagia itu dengan siapapun termasuk peserta didik saya.
Saat peserta didik bertanya apa itu kompasiana dan ada keinginan untuk menengoknya bagi saya sudah membahagian sekali, karena artinya itu akan menggerakan mereka untuk membaca dan biarlah takdir menuntunnya kemudian apakah mereka tergerak untuk menulis atau tidak, sebagaimana saya dulu sebelum menulis adalah pembaca kompasiana (silent reader)
Tidak ada pretensi apapun dalam kegiatan ini selain bentuk terima kasih kepada kompasiana yang telah memberi kebahagaiaan kepada saya lewat dunia menulis.
Terima kasih kompasiana atas hibah kaosnya, kelak saya berharap mungkin akan ada kegiatan yang lebih real dari kita semua dalam bentuk kompasiana goes to "madrasah" (School), misalnya. (ngarep... :))
Semoga...