[caption id="attachment_356572" align="aligncenter" width="640" caption="Kompas hari ini, dengan edisi 100 halaman "][/caption]
Selepas mengantar anak ke TK seperti biasa saya akan mampir ke loper koran langganan, maksudnya langganan numpang baca. Ada yang berbeda pada koran Kompas hari ini, terbit dengan 100 halaman penuh dan dengan harga tetap sebagaimana biasanya. Rupanya Kompas edisi hari Jum'at, 28/11/14 adalah edisi khusus 100 halaman dalam bingkai 'Menatap Indonesia 2015".
Pada halaman muka menampilkan artikel tentang "Optimisme di tengah kegaduhan politik", membicarakan suasana panasnya dunia politik saat ini serta pelaku kegaduhan itu sendiri yang cenderung menganggap enteng terhadap kegaduhan yang diciptakannya, tak peduli bagaimana rakyat melihatnya dengan kecemasan akan masa depan Indonesia itu sendiri.
[caption id="attachment_356596" align="aligncenter" width="770" caption="Tampilan halaman-halaman edisi khusus hari ini (dokpri)"]
[/caption]
Tampilnya Jokowi-JK yang sejatinya menjadi harapan segar bangsa ini, terancam meredup dan oleng bila jika proses pembangunan kedodoran akibat komplikasi dari kegaduhan politik. Ini yang coba diamati oleh Rikad Bagun dalam artikel pada judul headline Kompas hari ini.
Pada Halaman 41 memuat pengantar redaksi yang menulis tentang pidato Presiden Joko Widodo pada forum Kompas CEO 100 7 November lalu di Jakarta. Dalam pidato tersebut presiden berbicara tentang sikap pemerintahannya yang mengalihkan anggaran negara untuk subsidi BBM ke mata anggaran yang lebih produktif.
Dunia pendidikan serta kesiapan lulusan perguruan tinggi Indonesia untuk sukses ambil bagian dari terbukanya pasar tenaga kerja terampil di antara negara-negara ASEAN. Isu ini terus berkembang seiring dengan sejauh mana kemampuan masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) 2015, berita ini muncul pada halaman 77 dari edisi khusus Kompas hari ini.
Kemampuan Indonesia pada 2015 untuk dapat ambil bagian dari Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tentu saja akan menjadi pertanyaan besar bila kondisi perpolitikan saat ini tidak berjalan sesuai harapan dan lebih mengetengahkan ego dari para elit politik.
Tentu saja pembaca akan merasa lebih jelas dan tuntas mengetahui bagaimana Indonesia menghadapi MEA 2015, silahkan mampir sejenak ke toko majalah dan loper koran yang menjual Kompas edisi khusus hari ini. Ingat, jangan numpang baca kayak saya, enaknya lengsung beli dan segera baca di kantor atau rumah pembaca.
Salam Kompasiana......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H