Lihat ke Halaman Asli

Tubagus Encep

TERVERIFIKASI

Edisi Khusus: Kompas 100 Halaman dalam Bingkai Menatap Masa Depan 2015

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14171440151249842720

[caption id="attachment_356572" align="aligncenter" width="640" caption="Kompas hari ini, dengan edisi 100 halaman "][/caption]

Selepas mengantar anak ke TK seperti biasa saya akan mampir ke loper koran langganan, maksudnya langganan numpang baca. Ada yang berbeda pada koran Kompas hari ini, terbit dengan 100 halaman penuh dan dengan harga tetap sebagaimana biasanya. Rupanya Kompas edisi hari Jum'at, 28/11/14 adalah edisi khusus 100 halaman dalam bingkai 'Menatap Indonesia 2015".

Pada halaman muka menampilkan artikel tentang "Optimisme di tengah kegaduhan politik", membicarakan suasana panasnya dunia politik saat ini serta pelaku kegaduhan itu sendiri yang cenderung menganggap enteng terhadap kegaduhan yang diciptakannya, tak peduli bagaimana rakyat melihatnya dengan kecemasan akan masa depan Indonesia itu sendiri.

[caption id="attachment_356596" align="aligncenter" width="770" caption="Tampilan halaman-halaman edisi khusus hari ini (dokpri)"]

1417149740589870991

[/caption]

Tampilnya Jokowi-JK yang sejatinya menjadi harapan segar bangsa ini, terancam meredup dan oleng bila jika proses pembangunan kedodoran akibat komplikasi dari kegaduhan politik. Ini yang coba diamati oleh Rikad Bagun dalam artikel pada judul headline Kompas hari ini.

Pada Halaman 41 memuat pengantar redaksi yang menulis tentang pidato Presiden Joko Widodo pada forum Kompas CEO 100 7 November lalu di Jakarta. Dalam pidato tersebut presiden berbicara tentang sikap pemerintahannya yang mengalihkan anggaran negara untuk subsidi BBM ke mata anggaran yang lebih produktif.

1417149898826109721

Dunia pendidikan serta kesiapan lulusan perguruan tinggi Indonesia untuk sukses ambil bagian dari terbukanya pasar tenaga kerja terampil di antara negara-negara ASEAN. Isu ini terus berkembang seiring dengan sejauh mana kemampuan masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) 2015, berita ini muncul pada halaman 77  dari edisi khusus Kompas hari ini.

14171498101389544697

Kemampuan Indonesia pada 2015 untuk dapat ambil bagian dari Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tentu saja akan menjadi pertanyaan besar bila kondisi perpolitikan saat ini tidak berjalan sesuai harapan dan lebih mengetengahkan ego dari para elit politik.

Tentu saja pembaca akan merasa lebih jelas dan tuntas mengetahui bagaimana  Indonesia menghadapi MEA 2015, silahkan mampir sejenak ke toko majalah dan loper koran yang menjual Kompas edisi khusus hari ini. Ingat, jangan numpang baca kayak saya, enaknya lengsung beli dan segera baca di kantor atau rumah pembaca.

Salam Kompasiana......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline