Lihat ke Halaman Asli

Tubagus Encep

TERVERIFIKASI

Santri Ponpes Turus pun Belajar Ilmu Wartawan

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14173993371856813159

[caption id="attachment_357172" align="aligncenter" width="640" caption="WorkshopJurnalistik & Pelatihan Menulisa di Ponpes Turus (dokpri)"][/caption]

Acara pelatihan menulis jurnalistik ini sejatinya dilaksanakan pada tanggal 22 November 2014 lalu, padatnya jadwal narasumber yang merupakan praktisi langsung di dunia media harian, akhirnya kegiatan ini dapat dilaksanakan pada hari, Sabtu 29 November 2014.

Kegiatan ini sendiri merupakan rangkaian dari kegiatan IBF (Islamic Book Fair) 2015 Goes to Ponpes, menjelang pelaksanaan Islamic Book Fair yang rencananya digelar kembali pada 27 Februari hingga 8 Maret 2015 di Istora Senayan, Jakarta.

Kegiatan yang dibuka langsung oleh KH. TB. Dahlani ‘Idrus, Msi. pengasuh/kiyai dari Pondok Pesantren Turus Pandeglang diikuti oleh kurang lebih seratus santri yang mengikuti kegiatan ini dengan semangat tinggi untuk mengetahui lebih banyak ilmu yang melekat dengan dunia kewartawanan ini.

[caption id="attachment_357174" align="aligncenter" width="646" caption="Narasumber sedang menyampaikan materi pelatihan (dokpri)"]

14174000181068334107

[/caption]

Sesi Pertama mengenai penulisan berita, reportase serta feature disampaikan oleh M. Istijar Nusantara, Msi. Redaktur dari Tangsel Pos. Materi pertama ini disampaikan dengan gaya yang mudah dicerna dengan memberi contoh bagaimana menterjemahkan sebuah kejadian menjadi sebuah berita yang luar biasa. “Seekor anjing mengigit Gubernur Banten, makna nilai beritanya menjadi luar biasa bila peristiwanya menjadi “Gubernur Banten mengigit anjing”, sebuah perumpamaan nilai berita yang disampaikan dengan cara jenaka namun mengena.

Narasumber pertama ini juga menjelaskan bagaimana merekonstruksi kejadian untuk sebuah berita/news dengan panduan 5w+1H (What,Who, When, Where, Why, dan How) dan sistematika: Head/Judul, Lead/Alinea Pertama, Body/Isi Berita. [Rumus Standard Penulisan Berita:  Who does What Where When Why How).

[caption id="attachment_357179" align="aligncenter" width="700" caption="Menulis tugas reportase, pra pelatihan (dokpri)"]

14174008301649263966

[/caption]

Sesi kedua dengan materi bagaimana menulis berita online serta cara membuat konferensi pers disampaikan oleh Ivan Ali Fauzi seorang praktisi dari koran Harian Nasional. Penjelasan nara sumber kedua mengetengahkan bagaimana bedanya penulisan di media daring dengan di koran. Narasumber ke dua menambahkan betapa penulisan online memerlukan  penyesuaian yang pas dengan karakter pembacanya, dengan judul dan isi tulisan yang padat  dan to the point.

[caption id="attachment_357183" align="aligncenter" width="640" caption="Penulis bersama tim "IBF"2015 dan Nara sumber workshop" (dokpri)"]

1417403202362654817

[/caption]

Pemakaian alinea/paragraf yang pendek di mana pembaca tulisan online cenderung tidak menyukai tulisan yang panjang serta harus menscroll jauh ke bawah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline