[caption id="" align="aligncenter" width="584" caption="Bukit Thariq (Giblartar), Spanyol saat ini. (image: ahmadmushofihasan.wordpress.com)"][/caption]
Kompasiana, Pandeglang. Saat awan hitam menutupi langit Andalusia (Spanyol), karena dipimpin Raja Roderick keturunan bangsa Visigoth yang terkenal kejam, sering menodai wanita-wanita dan sering berpesta dan berlimang kemewahan dari hasil mencekik pajak yang tinggi dari rakyat Andalusia kala itu, sebagian besar rakyat yang beragama Kristen dan Yahudi melarikan diri ke Afrika dan mendapat perlindungan dari pemerintahan Islam yaitu Musa bin Nusair.
Salah satu dari jutaan penduduk Andalusia yang melarikan diri tersebut terdapatlah Julian, gubernur wilayah Ceutia yang putrinya Florinda telah dinoda raja Roderick tersebut. Julian memohon agar Andalusia dibebaskan dari penderitaan akibat kekejaman Roderick.
Maka diutuslah panglima perang bernama Thariq bin Jiyad untuk membebaskan Andalusia dari kekejaman bangsa Visigoth tersebut. Tepat hari Senin, 3 Mei 711 Masehi mendaratlah Thariq beserta armada perangnya beserta 700 pasukan di Negeri Al-Andalus (Andalusia).
[caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="Bakar... belenggu-belenggu kemalasan kita (image:oktahealthcare.blogspot.com)"]
[/caption]
Mendengar berita bahwa pasukan raja Roderick memiliki tentara sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) personil dan terkenal berani dan kejam, maka Tharik bin Jiyad memerintahkan pasukannya untuk membakkar seluruh armada kapal lautnya. Sebuah strategi perang yang tidak lazim, kemudian panglima yang gagah perkasa tersebut berdiri di atas sebuah bukit karang yang kini disebut Giblatar (Jabal Tharik=bukit Thariq) dan berpidato di depan pasukannya:
"Ke manakah kalian dapat melarikan diri sementara musuh berada di depan dan lautan berada di belakang kalian? Demi Allah! Tak ada keselamatan bagi kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati kalian. Pertimbangkanlah situasi kalian: kalian berdiri di atas pulau ini bagaikan begitu banyak anak-anak yatim terlontar ke dunia; kalian akan segera bertemu dengan musuh yang kuat mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang kemarahan samudera yang bergejolak, dan mengirimkan prajurit-prajurit yang tak terhitung banyaknya pada kalian, bala tentara baju besi dan dilengkapi dengan segala senjata yang pernah ada.
Apa yang dapat kalian gunakan untuk melawan mereka?
Kalian tak memiliki senjata lain kecuali pedang, tak punya perlengkapan lain kecuali yang telah kalian rampas dari musuh kalian. Oleh karena itu, kalian harus menyerang mereka dengan segera atau jika tidak, maka hasrat kalian untuk menyerah akan tumbuh, angin kemenangan takkan lagi berhembus di pihak kalian, dan barangkali rasa gentar yang bersembunyi di hati musuh-musuh kalian akan berganti menjadi keberanian yang sukar dikekang!
Buanglah segala ketakutan dari hati kalian, percayalah kemenangan akan menjadi milik kita dan percayalah bahwa raja kafir itu tak akan mampu bertahan menghadapi serangkan kita. Ia telah datang untuk menjadikan kita tuan dari kota-kota dan kastil-kastil yang dikuasainya, serta menyerahkan pada kita harta karunnya yang tak terhitung banyaknya. Dan jika kalian menangkap peluang yang kini tersedia, maka itu bisa menjadi cara bagi kalian untuk memiliki semua itu, di samping akan menyelamatkan diri kalian dari kematian yang tak terelakkan.
Janganlah berpikir bahwa aku membebankan tugas kepada kalian sementara aku sendiri akan lari menghindar, atau aku menutup-nutupi bahaya yang ada dalam mengemban ekspedisi ini. Tidak! Kalian memang akan menghadapi datangnya masalah besar, tetapi juga kalian mengetahui bahwa kalian hanya akan menderita sebentar saja. Di akhir pertempuran ini kalian akan memungkuti panenan kebahagiaan dan kesenangan yang melimpah-limpah. Dan jangan bayangkan bahwa sementara aku berkata ini pada kalian, aku berniat untuk tidak melakukannya, sebab hasratku dalam pertempuran ini jauh melebihi hasrat kalian. Apa yang akan aku lakukan melebihi apa yang akan kalian lakukan. Kalian pastilah telah mendengar keunggulan yang melimpah ruah dari pulau ini, kalian pastilah telah mendengar bagaimana para perawan Yunani, sama rupawannya dengan bidadari, leher mereka berkilau dengan mutiara dan permata tak terbilang banyaknya, tubuh mereka mengenakan tunik terbuat dari sutera-sutera mahal bertabur emas, mereka menunggu kedatangan kalian. Mereka bersandar di atas dipan-dipan empuk di dalam istana-istana mewah para bangsawan dan pangeran bermahkota.