Lihat ke Halaman Asli

Tuanku Damanhuri

Padang Pariaman Bicara

Cerita Gagal ke Syekh Muda Waly Berakhir di Ketageh Coffee Kuala Simpang

Diperbarui: 22 Januari 2025   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istirahat di Ketageh Coffee Kuala Simpang, sebelum lanjut ke Medan dan kampung. (foto dokpri)

Perjalanan ziarah Barus dan Banda Aceh (6-13/1/2025) itu terasa melelahkan sekaligus menggembirakan. Disebut melelahkan, sang sopir satu bus ini sepertinya ikut dalam kelompok "partai tua".

Santai sekali jalannya. Sehingga waktu banyak terpakai di tengah jalan saja. Sempat singgah di Labuhan Haji, Aceh Selatan tapi tak bisa masuk komplek pesantren dan makam Syekh Muda Waly. Ada pesta di jalan, membuat kami wajib balik kembali, setelah susah memutar bus di jalan sempit itu.

Oleh jemaah Nursyamsu, ziarah ke Syekh Muda Waly (1917-1961) adalah agenda rutin, dan wirid yang dia lakukan melalui Khalifah Tuanku Bagindo dulunya.

Syekh Muda Waly bukan penganut Syattariyah, tapi beliau pengembang Naqsabandiyah. Bagi masyarakat Balah Aie, Padang Pariaman, Syekh Muda Waly tempat ziarah, karena pertalian beliau dengan tokoh ulama Balah Aie dulunya, Tuanku Sidi Talue.

Pertalian ilmu, karena Syekh Muda Waly gemar menuntut ilmu dulunya di Minangkabau. Termasuk beliau berguru ke Tuanku Sidi Talue, setelah sebelumnya bersua dengan Syekh Muhammad Yatim, gurunya Tuanku Sidi Talue.

Jejak itu masih terekam kuat oleh masyarakat Balah Aie dan sebagian murid Syekh Muda Waly. Tuanku Sidi Talue terkenal sebagai ulama yang mahir bersoal jawab.

Majlis ilmu dan forum muzakarah hidup di Toboh Mandailing, Nagari Balah Aie, suraunya Tuanku Sidi Talue ini.

Sayang hari itu, saat kami tiba di Labuhan Haji, tak bisa bus pariwisata masuk. Jalan diblok oleh masyarakat yang sedang pesta.

Dari Labuhan Haji, Aceh Selatan bus melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh. Tentunya kami jamak qasar di Masjid Ahlussunah Waljamaah Labuhan Haji dan makan siang di sebuah kedai nasi urang awak.

Dinihari, Rabu kami masuk komplek Syiah Kuala Banda Aceh. Dua jam sebelum Subuh masuk. Syekh Abdurrauf (1615-1693 M), ulama besar Aceh yang terkenal berpengaruh dalam menyebarkan Islam dan tarekat Syattariyah di Nusantara ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline