Lihat ke Halaman Asli

Tubagus Lawalata

Pedagang Air Keliling

Puisi | Barisan Kata Menemani Karantina

Diperbarui: 11 Mei 2020   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Janji demi Janji yang terucap dari para Pemimpin Negara

Mungkin ada yang mendapatkan bantuan-bantuan tersebut

Tapi Diriku dan Keluarga seperti Anak Tiri

atau seperti terasingkan oleh uluran tangan.

Ayah masih terus keluar tiap pagi dan aku masih terus melamar mencari kerja lagi

Adik berhenti mengajar karena sekolah belum lagi terbuka bagi Guru

dan Kakak Perempuanku mengajak ke fotokopian untuk Kartu Keluarga supaya keluarga kami bisa mendaftar bantuan sembako, seperti yang dijanjikan Pemerintah

Hari ke-57 dicatatanku, masih seperti ini.

Sabar dan Berdoa agar bisa bertahan melewati masa ini

karena perut takkan kenyang oleh janji-janji Pemerintahan

apalagi jika Rakyat menuntut Kesejahteraan, 

seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar

dan pasal-pasal UU Kebencanaan.

semua itu cuma kata-kata yang menemani Karantina




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline