Lihat ke Halaman Asli

Tubagus Lawalata

Pedagang Air Keliling

Tanya: Kenapa Ramah Lingkungan Bisa Dimulai dari Hal Sederhana?

Diperbarui: 13 Mei 2017   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Silakan ikuti saya Pak, ucap Bagian Keamanan yang menunjuk ke suatu tangga menuju lantai dua Gedung Yamaha Pajajaran Bogor. 

"SIlakan tunggu dulu Pak" lanjutnya kemudia setelah sampai di l,antai dua bangunan yang dituju tadi.

"Terimakasih" ucapmu sambil duduk di bangku yang dimaksud.

Sekitar 5 menit lebih kamu menunggu dan kemudian kembali keluar bagian Keamanan yang tadi mengantarmu kesana.

"Pak, sebagai informasi dari bagian HRD, karena ini merupakan walk-in interview, maka cv perlu di print agar dapat langsung di baca oleh pihak HRD. Jadi, maaf, untuk saat ini, Bapak belum bisa di proses" ucapnya seraya memegang handie talkie.

"Tidak ada komputer di dalam kantor ini, Pak?" tanyamu karena masih berasumsi perusahaan sekelas Yamaha pastinya sudah bisa menerima lamaran tanpa menggunakan kertas. Paperless. Ramah lingkungan. Itu harapannya.

""Ada Pak. Tapi hanya bisa digunakan oleh pihak karyawan." jawabnya.

"Jadi, karena tidak di print, resume saya tidak bisa di proses?" kamu meyakinkan sekali lagi kepada Pak Cecep, setelah melihat nama yang tertera pada seragam yang ia kenakan.

"Iya, betul Pak" jawabnya singkat.

"Lalu, sebetulnya lowongan yang tersedia itu apa ya?" kamu mencoba mencari informasi tambahan yang mungkin bisa di gunakan di kemudian hari.

"Lowongan yang ada kurang tahu Pak, namun kami terus menerima lowongan kok" ujarnya yakin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline