Lihat ke Halaman Asli

Prakarya dalam Mahakarya

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tahun Pelajaran 2013/2014 telah dimulai, penuh dengan semangat baru, cita-cita baru, nuansa baru, dan kejutan-kejutan baru. Why.. tahun ini terbersit sebuah asa dalam hati bahwa tahun ini harus lebih baik dari tahun-tahun kemarin, harus selangkah lebih maju kalau bisa berlangkah-langkah lagi lebih maju. Optimis dan kemauan harus terus terpatri dalam diri kita, disamping percaya bahwa Tuhan Yang maha Esa selalu mengiringi dan ridho akan diri kita. Doa yang di barengi ikhtiar atau ikhtiar yang harus di barengi dengan doa.

Kejutan baru datangnya dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, yang secara aneh menurut saya menghilangkan mata pelajaran TIK dan menggantinya dengan mata pelajaran Prakarya, it's oke itu hak mereka demi kemajuan bangsa dan demi mendapatkan anak-anak bangsa yang dapat menghasilkan karya-karya yang baik, sikap yang penuh dengan karakter, siap menerima tantangan dan siap bertempur di kerasnya medan kehidupan.

Seperti yang telah saya tulis di blog saya, jengkolano.blogspot.com, apapun yang telah dilakukan dan akan dilakukan oleh pemerintah pasti telah dikaji dengan matang, dengan baik, dengan banyak pertimbangan dan uji publik, di kaji dengan baik oleh banyak pakar pendidikan. Tapi jangan lupa, survei membuktikan di kelas 9 SMP, ketika para peserta didik ditanya dengan "apa yang dimaksud dengan Internet ? ", banyak dari mereka yang menjawab Facebook/Twitter, inikah yang dimaksud oleh banyak cendikia bahwa Indonesia sudah melek teknologi dari anak kecil sampai para orang tua, sehingga perlu untuk menghapuskan mata pelajaran TIK. Kata Integrasi dengan mata pelajaran lain adalah baik tapi coba kita untuk jujur satu dengan yang lainnya, berapa banyak Guru yang belum menguasai komputer, bahkan hanya untuk menggunakan Ms. Word/Excel mereka banyak yang tidak mengerti, bahkan ada guru yang hanya bisa menyalakan komputer tapi tidak bisa mematikan komputer dengan baik dan benar. Dunia kerja semakin pesat, persaingan semakin ketat, semua serba komputerisasi, menguasai komputer dengan bermain facebook/twitter/game online amat sangat berbeda dengan definisi TIK dalam arti yang sebenarnya.

Kita telah jauh tertinggal, bahkan oleh para negara tetangga, bagaimana kita mau berjuang mencerdaskan bangsa bila kurikulum kita terus berubah-ubah, secara jujur kita belum siap dengan kurikulum 2013, karena dengan KTSP pun masih banyak dari guru yang belum mengerti benar. Sudahlah mari kita jalani semua perubahan ini dengan lapang dada, mari kita berbesar hati untuk hari esok yang lebih baik lagi, mari kita songsong Prakarya agar dapat membuat sebuah Mahakarya yang apik, mari kita jadikan bumi kita tercinta ini ladang untuk beramal shalih. kritik itu perlu karena dengan kritikan kita akan terus terbangun, jangan dzolim karena tidak mau mendengar kritik, di atas langit masih ada langit lagi, banyak orang pandai yang tidak ter-ekspos, banyak orang pandai yang lebih suka langsung bekerja ketimbang bersuara tapi seperti tong kosong, mari kita bangun bangsa dan negara ini dengan karya-karya terbaik dari anak bangsa, mereka para peserta didik adalah amanah kita sebagai guru, agar dapat kita bimbing dan arahkan dengan baik, walau banyak yang bilang jasa-jasa guru hanya seperti angin yang berhembus lalu hilang begitu saja. Guru adalah panutan, kita jadikan anak-anak kita seorang presiden, menteri, pengusaha dan banyak orang hebat yang lahir dari tangan dan kesabaran seorang guru dalam membimbing dan tanpa pamrih memeri ilmu, walau hidup mereka banyak yang dibawah sejahtera, tinggal di rumah kontrakan bahkan tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan yang tinggi buat anak-anak mereka sendiri. merdeka !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline