Lihat ke Halaman Asli

Nyonya Besar

Akun Verified

Perpanjang SIM Saat Pandemi Covid-19

Diperbarui: 11 Agustus 2020   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Kevin Bhagat on Unsplash 

Nih ya, tadi baru selesai perpanjang surat ijin mengemudi di samsat dekat sini. Perjuangannya penuh lika liku. Walau diberi masa perpanjangan lebih lama oleh bapak polisi, tetap saja rasanya was-was kalau ini menyimpan SIM yang kadaluarsa ini.

Buat di daerah saya, antrinya panjang seperti ular, bejubel seperti konser, rebutan seperti bagi sembako. Setelah perjuangan antri, tiba-tiba keluar pengumuman bahwa pengurusan SIM hari itu ditutup. Padahal baru juga ikut antri. Semua perjuangan tadi diulang sampai 4 kali. Dari yang datang jam 6.30 pagi sampai jam 3 pagi pernah dijalani semua. Ya untunglah sekarang semua telah berlalu.

Jadi ada biaya tambahan yaitu biaya asuransi bhakti bhayangkara sebesar 30.000 rupiah dan biaya pemeriksaan kesehatan juga 30 ribu rupiah. Ya sebagai orang yang hanya ketemu petugas perpanjang SIM tiap 5 tahun, saya cuma manggut. Apa yang diminta ya diberi saja, biar lancar prosesnya. Lagian, apa iya ada yang berani bilang: "Maaf mbak, Saya sudah ada asuransi kok!" Berani? Saya ngggak berani soalnya.

Trus pas lagi antri (lagi) iseng mau tahu tentang asuransi bhakti bhayangkara, ternyata di berita-berita ditulis kalau ini asuransi sebenarnya tidak wajib. Apaa?? Bahkan ombudsman sudah pernah melakukan pemeriksaan soal kemungkinan monopoli asuransi. Dana yang dikumpulkan dari asuransi bhakti bhayangkara tadi tidak masuk dalam kas negara. Tapi sayang beritanya gantung, tiada akhir yang jelas. 

Masih dalam suasana kaget, saya coba hitung-hitung berapa tuh dana yang tidak masuk kas tadi. Nih angkanya lumayan besar, ya.. walau besar itu relatif sih ya...

Angka kelahiran bayi di Indonesia tahun 2019 sekitar 4,2 juta jiwa per tahun. Pertumbuhan angka kelahiran 1,2% per tahun. Sekarang dimisal-misalkan separoh dari 4,2 juta jiwa saja yang memiliki SIM. Data udah ada, sekarang hitung-hitungannya nih.

4,2 juta jiwa/ tahun = 330 ribu jiwa/ bulan.

Separohnya adalah 165 ribu jiwa/bulan. Tiap jiwa membayar 30 ribu rupiah maka hasilnya adalah 4.950.000.000 (empat milyar sembilan ratus lima puluh juta) rupiah setiap bulan. Hanya untuk 1 SIM perorang yah. 

Kalau 1 orang punya 2 SIM? Yah, itu angka yang besar sekali buat saya mah. Belum lagi pemeriksaan kesehatan yang juga tidak masuk kas negara. Besarnya sama juga 30 ribu rupiah tiap kepala. Artinya ada hampir 5 milyar tambahan lagi tuh yang entah masuk ke kantong siapa.

Tapi di sisi lain, ini kan yang dibicarain dari tadi adalah tambahan 60 ribu rupiah, untuk 5 tahun. Coba bandingkan dengan iuran BPJS yang nagihnya setiap bulan.  Anggap saja sedekah. Ikhlasin biar jadi berkah. Relain. Mungkin mereka lebih butuh. Mereka butuh 9 milyar doang tiap bulan. Ikhlasin... ikhlasin...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline