Lihat ke Halaman Asli

Yudha Adi Nugraha

Penggiat Alam Bebas

Tindak Pidana Pencurian Uang di E-Wallet, Ancaman di Era Digital

Diperbarui: 23 Mei 2023   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Adobe Ilustrator/diolah penulis

Di era digital yang semakin maju ini, uang elektronik atau e-wallet telah menjadi salah satu alat pembayaran yang populer dan praktis. Melalui aplikasi di smartphone, pengguna dapat dengan mudah melakukan transaksi keuangan, seperti pembelian barang, pembayaran tagihan, atau transfer uang. Namun, popularitas e-wallet juga membawa risiko kejahatan baru, seperti tindak pidana pencurian uang di e-wallet. 

Pencurian uang di e-wallet merupakan tindak pidana yang dilakukan dengan mengambil alih akses atau informasi pribadi pengguna e-wallet dan menggunakannya untuk melakukan transfer uang tanpa izin. Pelaku kejahatan ini seringkali menggunakan berbagai metode seperti phishing, malware, atau serangan cyber lainnya untuk mencuri data dan mengakses e-wallet pengguna.

Salah satu bentuk pencurian uang di e-wallet adalah melalui serangan phishing. Pelaku akan mencoba memperoleh informasi pribadi pengguna, seperti nama pengguna, kata sandi, atau nomor kartu kredit, dengan menyamar sebagai entitas terpercaya melalui pesan elektronik atau situs web palsu. Setelah mendapatkan informasi tersebut, mereka dapat dengan mudah masuk ke akun e-wallet dan mentransfer uang ke rekening mereka sendiri. 

Selain itu, pencurian uang di e-wallet juga dapat dilakukan dengan menggunakan malware atau perangkat lunak berbahaya. Pelaku kejahatan akan menyisipkan program jahat ke dalam perangkat pengguna melalui unduhan atau tautan yang tidak aman. Setelah perangkat terinfeksi, mereka dapat mengakses data pengguna dan mengendalikan e-wallet untuk melakukan transaksi ilegal.

Konsekuensi pencurian uang di e-wallet dapat sangat merugikan korban. Selain kehilangan uang secara finansial, korban juga bisa mengalami kerugian lain seperti kehilangan akses ke akun mereka, pencurian identitas, atau penyalahgunaan data pribadi. Selain itu, dampak psikologis juga bisa terjadi, seperti kecemasan dan rasa tidak aman dalam menggunakan e-wallet. Untuk melindungi diri dari pencurian uang di e-wallet, pengguna harus meningkatkan kesadaran akan ancaman kejahatan digital dan mengikuti praktik keamanan yang baik. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  1. Jaga kerahasiaan informasi pribadi: Tidak pernah mengungkapkan informasi seperti nama pengguna, kata sandi, atau nomor kartu kredit kepada orang yang tidak dikenal atau melalui pesan elektronik yang mencurigakan.

  2. Perbarui perangkat lunak keamanan: Selalu pastikan perangkat pengguna dan aplikasi e-wallet memiliki versi terbaru dari sistem operasi dan perangkat lunak keamanan. Pembaruan ini sering kali mengatasi kerentanan yang ditemukan dalam versi sebelumnya.

  3. Hindari mengunduh dari sumber yang tidak terpercaya: Hanya mengunduh aplikasi atau perangkat lunak dari sumber yang terpercaya, seperti toko  aplikasi resmi atau situs web yang sah. Mengunduh dari sumber yang tidak terpercaya meningkatkan risiko infeksi malware. 

  4. Gunakan fitur keamanan yang disediakan: E-wallet umumnya menyediakan fitur keamanan tambahan, seperti verifikasi dua faktor atau sidik jari. Pastikan untuk mengaktifkan fitur-fitur tersebut untuk meningkatkan perlindungan akun.
  5. Periksa transaksi secara berkala: Selalu memeriksa riwayat transaksi pada e-wallet secara teratur untuk mendeteksi adanya transaksi yang mencurigakan atau tidak sah. Jika ada transaksi yang mencurigakan, segera laporkan ke penyedia layanan e-wallet.
  6. Hindari tautan atau pesan yang mencurigakan: Jangan mengklik tautan yang mencurigakan atau membuka pesan yang tidak diharapkan dari sumber yang tidak dikenal. Tautan tersebut dapat mengarahkan pengguna ke situs web palsu atau mengunduh malware ke perangkat.
  7. Laporkan kejadian pencurian: Jika pengguna menjadi korban pencurian uang di e-wallet, segera laporkan kejadian tersebut kepada penyedia layanan e-wallet dan polisi. Informasi ini penting untuk membantu penyelidikan dan memulihkan kerugian yang dialami.

Di Indonesia, tindak pidana pencurian uang di e-wallet dapat dikenakan hukuman penjara berdasarkan beberapa undang-undang yang relevan. Berikut adalah beberapa undang-undang yang dapat digunakan untuk menuntut pelaku tindak pidana tersebut: 

  1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE): Pasal 30 ayat (1) UU ITE mengatur bahwa setiap orang yang mengakses atau menggunakan sistem elektronik dan/atau dokumen elektronik dengan tidak sah dan/atau tanpa hak dapat dikenakan hukuman penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak 1 miliar Rupiah. Pasal ini dapat diterapkan terhadap pelaku pencurian uang di e-wallet yang melakukan akses ilegal atau penyalahgunaan data elektronik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline