Lihat ke Halaman Asli

'Beude Trieng', Meriam Menyambut 2013

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13569791001446689509

dok: Budi Mulyara

Yogyakarta tengah malam menyambut tahun baru 2013, kembang api dan petasan memecah ketenangan kota wisata. tidak seperti biasa, mahasiswa Aceh Yogyakarta punya cara unik untuk merayakannya, lama tak mendengar suara bom dan senjata api setelah penandatanganan MOU antara pemerintah RI dan GAM di Helsinky, pada malam tahun baru ini, mereka merayakannya dengan ledakan meriam bambu, tentu saja ini menjadi perhatian khusus masyarakat yang sedang melintas di depan Asrama Aceh Meurapi duwa, bahkan banyak masyarakat yang sedang melintas di jalan Sunaryo tersebut berhenti menyaksikan aktifitas ekstrem tersebut.

Walaupun sempat juga terjadi insiden yaitu meledaknya bambu karena tidak sanggup menahan besarnya suara ledakan, acara berlangsung aman dan tidak sampai menimbulkan korban luka. Taufik Akbar, salah satu panitia yang ditemui saat peledakan beude trieng mengatakan, "acara ini selain untuk ikut meyemarakkan malam pergantian tahun baru juga sebagai usaha mengembalikan memori kolektif kita terhadap budaya beude trieng yang hampir dilupakan oleh mahasiswa perantauan".

Di Aceh sendiri, budaya bakar meriam bambu ini sempat dilarang oleh oknum TNI-POLRI saat konflik berlangsung. namun di beberapa wilayah seperti Aceh Pidie, Pidie Jaya, dan Aceh Utara, budaya ini masih tetap dilestarikan hingga kini, terutama pada saat memasuki bulan puasa dan lebaran.

Selain itu, sebelum prosesi bakar meriam bambu yang menggunakan karbit, acara dimulai dengan bakar-bakar ikan tongkol dan makan-makan bersama mahasiswa Aceh Yogyakarta. acara yang diadakan di Asrama Aceh bekas rumah Teungku Daud Bereueh tersebut diadakan atas inisiatif bersama mahasiswa Aceh Yogyakarta yang rindu dengan budaya Aceh. "budaya beude trieng ini akan kita jadikan prosesi rutin dalam menyambut tahun baru" ungkapnya menutup pembicaraan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline