Lihat ke Halaman Asli

Tsujita Ryuki

Universitas Katolik Parahyangan

Covid yang Menghantar Seorang Siswa

Diperbarui: 8 September 2022   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siang hari yang sangat terik, hal yang biasa dialami oleh siswa Karawang pada saat jam 1 siang masih di sekolah. Dengan AC yang tidak menyala, hanya bermodal kipas angin yang bahkan anginnya mengarah ke atas . Bohong, semua itu hanyalah khayalan seorang siswa bernama Hares yang sedang melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Melalui aplikasi online meeting, Hares mendapatkan ilmunya dari guru-guru disekolah. Kala itu, waktu dimana virus covid-19 masih panas-panasnya seperti kue yang baru selesai di panggang di oven, tapi jelas perbedaannya, kue jauh lebih enak di banding dengan virus tersebut. Seluruh dunia mendapatkan dampak dari virus tersebut mulai dari penurunan ekonomi negara, pembelajaran jarak jauh, dan masih banyak lainnya yang tidak akan disebutkan. Hares ini adalah siswa yang normal seperti siswa lain. Saat pembelajaran online, ia hanya memperhatikan sesaat lalu terganggu oleh distraksi yang ada yaitu ponsel. 

Saat itu Hares tidak menyangka akan ada badai yang menghampirinya. Tiba-tiba Hares terkena virus Covid tersebut,  tidak mungkin keluarga yang tinggal bersama Hares tidak terkena Covid.  Tidak hanya itu, seluruh keluarga serta kakek dan nenek Hares pun terkena virus tersebut. Mau tidak mau Hares dan keluarga besar nya pun harus melakukan karantina. Saat itu, Hares hanya memiliki gejala ringan, sebatas batuk hingga demam. Berbeda dengan kedua orang tuanya yang memiliki gejala yang lumayan berat, sampai membuat panik Hares. Setelah muncul gejala yang berat dari kedua orang tuanya, Hares langsung pergi mencari obat-obatan di apotik yang ia temui.  Saat Hares terkena virus tersebut, dia tidak menceritakan hal itu kepada teman-temannya karena memang pada saat itu orang yang terpapar virus Covid pasti akan dijauhi maupun orang tersebut telah bebas dari virus Covid. 

Tidak ada yang menyangka bahwa teman-teman Hares telah mengetahui fakta bahwa keluarga Hares terkena virus Covid. Mereka bertanya-tanya kepada Hares, tetapi Hares ragu untuk menjawabnya karena dia takut dijauhi oleh teman-temannya. Ya memang benar teman-temannya Hares menjauhi dia, tapi sekali lagi itu hanyalah khayalan Hares sendiri. Teman-temannya malah membantu Hares mencarikan obat, mengirim makanan. dan banyak perhatian lainnya yang Hares dapatkan. Bahkan setelah Hares dan keluarga nya sembuh, tidak ada yang memandang rendah Hares, tidak ada kata-kata seperti "jauhin dia, soalnya abis terkena virus"

Referensi : pengalaman diri sendiri

Tema : Manusia yang beragam

Latar belakang : Hal tersebut adalah hal yang saya alami sendiri, saya dan keluarga besar saya terkena virus Covid. Menyebabkan kita semua harus di karantina selama waktu yang tidak ditentukan. Banyak kegiatan yang tertunda dan aktivitas semakin terbatas. Mungkin para pembaca berpikir "wah ini tidak bisa dibandingkan dengan yang lainnya dong". Nah justru itu saya ingin memberikan contoh kecil dari menghargai sesama terutama yang sedang sakit. Saat itu memang berat, beban pikiran bertambah tetapi saya memiliki teman yang selalu support sehingga bisa dilewati dengan aman. Hal ini yang menjadikan saya menulis cerita tersebut




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline