Lihat ke Halaman Asli

TST

Pelajar

Trajedi Kanjuruhan: Siapa yang Bersalah?

Diperbarui: 27 Februari 2023   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa yang Terjadi?

Tragedi Stadion Kanjuruhan merupakan sebuah kejadian penginjakan yang terjadi akibat kerusuhan antar penggemar klub sepak bola yang saling berlawanan. Kerusuhan ini menyebabkan 132 orang tewas dan 547 orang cedera. 

Latar belakang kerusuhan ini adalah pertandingan sepak bola antara klub Arema dengan klub Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada tanggal 1 Oktober 2022. 

Pada akhir pertandingan, Persebaya berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 3-2. Sesuai dengan permintaan dari polisi, tiket untuk menonton pertandingan tidak diberikan kepada suporter Persebaya sehingga penonton sebagian besar terdiri dari suporter Arema. 

Namun berseberangan dengan permintaan dari polisi, para penyelenggara pertandingan menjual jumlah tiket yang lebih besar dari kapasitas stadion sehingga kerumunan yang terjadi lebih sulit ditangani.

Beberapa suporter klub Arema turun ke lapangan untuk bertukar beberapa kata-kata dengan pemain klub Arema. Setelah beberapa suporter ini dipukul oleh polisi karena disangka ingin menyerang pemain Arema, lebih banyak suporter Arema turun ke lapangan. Karena jumlah orang yang turun ke lapangan, polisi memilih untuk menembakkan gas air mata ke suporter. 

Dari sudut pandang polisi, suporter Arema menyerbu ke lapangan untuk menyerang pemain sehingga polisi terpaksa untuk mengambil tindakan-tindakan untuk mengendalikan kerumunan seperti gas air mata.

Gas air mata ini menimbulkan kepanikan untuk menghindari efek dari gas air mata tersebut. Panik ini kemudian memperparah penyerbuan ke arah pintu keluar. Kondisi panik ini juga menyebabkan beberapa orang tidak bisa keluar dan terkena efek gas air mata, kepanikan, serta kerumunan sehingga beberapa suporter kekurangan oksigen dna meninggal dunia. Suporter lainnya tidak dapat lari cukup cepat atau tersandung sehingga terinjak suporter lain yang hendak keluar dari lapangan.

Selain itu, terungkit juga fakta bahwa polisi menggunakan gas air mata yang sudah kadaluarsa. Gas air mata yang kadaluarsa ini ditemukan memiliki kandungan toksin yang lebih rendah daripada gas air mata yang normal sehingga kematian yang terjadi tidak disebabkan oleh gas air matanya sendiri namun kepanikan yang muncul sebagai akibat penggunaannya.

Siapa yang Terlibat?

Menurut saya, pihak-pihak yang terlibat dalam kejadian ini adalah polisi yang menjaga di stadion, suporter Arema, dan orang-orang yang mengatur pertandingan dan stadion. 

Kejadian ini terutama disebabkan oleh polisi yang pertama menyerang suporter Arema di lapangan dan menembakkan gas air mata ketika kondisi tidak dapat dikendalikan. Suporter Arema juga terlalu heboh dalam menanggapi penyerangan dari polisi dan menyebabkan kerusakan-kerusakan seperti menyalakan api dan melempar benda-benda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline